REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Sejumlah petani di Kabupaten Lebak, Banten meraup keuntungan panen buah rambutan tangkue. Pohon rambutan dijual hingga ditampung di atas pohon oleh tengkulak seharga Rp 1 juta per pohon. "Kami sangat terbantu pendapatan ekonomi dengan tibanya musim panen rambutan itu," kata Usman (55) seorang petani warga Desa Curugbitung Kabupaten Lebak, Jumat (21/2).
Panen buah rambutan tahun ini sangat diuntungkan, karena buahnya per pohon cukup banyak dibandingkan tahun lalu. Pendapatan hasil panen rambutan itu tentu dapat menggulirkan pertumbuhan ekonomi masyarakat mulai petani, buruh pemanjat pohon, buruh mengikat rambutan hingga pengemudi.
Mereka para tengkulak itu membeli buah rambutan di atas pohon rata-rata Rp 1 juta. Bahkan ada petani di antaranya yang memiliki sebanyak 300 pohon. "Apabila, harga buah rambutan itu Rp 1 juta, maka petani bisa meraup keuntungan Rp 300 juta," katanya.
"Kami panen rambutan tahun ini mendapatkan Rp 60 juta dari 60 pohon itu. Sedangkan tahun lalu hanya Rp 15 juta karena banyak yang tidak berbuah," katanya.
Begitu juga Sarman (50) seorang petani warga Leuwidulang Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya panen rambutan jenis tengkue tahun ini sangat diuntungkan, karena harga di pasaran cukup tinggi. Namun, banyak pembeli atau pedagang pengecer dari Tangerang dan Jakarta datang dengan menampung harga Rp 3.000/ikat. "Kami hari ini menjual rambutan yang sudah diikat ditampung sebanyak 1.000 ikat dengan harga Rp 3 juta," katanya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Ade mengatakan saat ini beberapa kecamatan memasuki musim panen buah rambutan, seperti di Kecamatan Curugbitung, Maja, Rangkasbitung, Cimarga, Cibadak dan Sajira. Selama ini, panen rambutan itu cukup mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat, sehingga pemerintah daerah terus mengoptimalkan peningkatan mutu dan kualitas.
Sebab, rambutan Lebak sudah menembus ekspor ke Timur Tengah dengan jenis rambutan tangkue. "Kami mendorong agar petani terus mengembangkan tanaman rambutan sebagai pendapatan ekonomi musiman yang setiap tahun bisa dipanen," katanya.