Jumat 21 Feb 2020 19:04 WIB

Seperti Inilah Kehidupan Masa Kecil Aminah Ibunda Rasulullah

Aminah ibunda Rasulullah SAW terjaga dari tindakan syirik kepada Allah SWT.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Kawasan Raudhah dan koridor di depan MaAminah ibunda Rasulullah SAW terjaga dari tindakan syirik kepada Allah SWT.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Kawasan Raudhah dan koridor di depan MaAminah ibunda Rasulullah SAW terjaga dari tindakan syirik kepada Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ibunda Rasulullah SAW, Aminah binti Wahab, merupakan  keturunan Quraisy yang dikenal dengan sikapnya yang sederhana. Beliau lahir di rumah kuno Bani Zuhrah dan tumbuh dewasa di dekat Baitul Atiq (Ka’bah).

Dalam buku Ensiklopedia Wanita Alquran karya Imad al-Hilali disebutkan bagaimana masa kecil Siti Aminah. Beliau kala itu kerap berdiri di dekat Ka’bah guna menyaksikan orang-orang yang sedang bertawaf atau sekadar melepas dahaga dengan meminum air zamzam.

Baca Juga

Bersama teman-teman sebanyanya, Aminah kecil kerap menghabiskan waktunya untuk masuk ke Baitul Haram guna melihat makam Nabi Ibrahim dan sumur Zamzam. Dia pergi ke sumur Zamzam misalnya, sekadar meminum airnya.

Sedangkan ke Ka’bah untuk bertawaf bersama para thaifin (orang-orang yang bertawaf). Meski kala itu, berhala-berhala masih tegak berdiri di dalam dan juga di sekitaran Ka’bah. 

Tak sedikit para penyembah berhala mengatakan bahwa kegiatan penyembahan berhala mereka, adalah bentuk mendekatkan diri kepada Allah. Namun, Aminah hanya memandang hal itu dengan sebuah keraguan.

Keraguannya itu pun tak sungkan membuatnya ‘mengeje’' bahwa menyembah berhala tak bisa memberi manfaat maupun mudharat. 

Meski demikian, Aminah tahu dari keluarganya bahwa Abu Kabasyah juga menyeru menyembang bintang bernama Al-Sya’ri. Hal itu sebagaimana tradisi menyembah bintang-bintang yang dilakukan masyarakat Arab kala itu.

Sikap kritis Aminah terhadap tradisi kaumnya kala itu yang menyembah berhala, seolah mengajarkan kita bagaimana kepekaannya terhadap konsep ketuhanan yang mulia. Siapa sangka, dari rahim beliau akan lahir seorang manusia pembawa risalah ketuhanan yang paling sempurna yaitu Nabi Muhammad SAW. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement