REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat pengungsi di Kampung Cigobang, Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Banten membutuhkan pembangunan sanitasi yang memadai dan layak. Itu demi mencegah berbagai penyakit menular.
"Sanitasi yang ada saat ini hanya dua unit dengan ditutupi trepal plastik yang dibangun donatur dan relawan," kata Maju (45), seorang warga pengungsi di Kampung Cigobang Kabupaten Lebak, Jumat (21/2).
Masyarakat di sini masuk kategori terparah akibat banjir bandang dan longsor yang terjadi awal tahun 2020 hingga ribuan orang tinggal di pengungsian.
Mereka warga Cigobang dan sekitarnya ditampung di posko pengungsian Dodiklatput juga dibeberapa lokasi di Kecamatan Lebak Gedong.
Saat ini, dirinya bersama warga lain menempati pembangunan hunian sementara atau huntara terbuat dari trepal plastik.
Sebab, rumah di pemukiman Kmapung Cigobang hanyut dan rusak berat akibat diterjang banjir bandang dan longsor.
"Kami berharap ada donatur maupun lembaga kemanusian yang berpartisipasi membangun sarana sanitasi agar buang air besar (BAB) dapat menyehatkan," kata Maju yang anak pertamanya menjadi korban meninggal dunia akibat diterjang longsor.
Begitu juga Sarmin (50) warga pengungsi mengatakan bahwa warga yang mengisi pembangunan huntara itu sebanyak 40 unit dengan 80 kepala keluarga dan ratusan jiwa.
Mereka saat ini kesulitan untuk BAB akibat pembangunan sanitasi relatif terbatas dan tidak sesuai dengan jumlah warga pengungsi.
"Kami sangat membutuhkan lima unit sanitasi sehingga bisa terpenuhi kebutuhan masyarakat pengungsi itu," ujarnya.
Sementara itu, Lembaga Kemanusian Koordinator Qudwah Care Lili Ramdhani mengatakan pihaknya siap merealisasikan pembangunan sanitasi di huntara Kampung Cigobang Kecamatan Lebak Gedong.
Pembangunan sanitasi itu agar warga bisa BAB dengan tempat layak, sehingga dapat mencegah berbagai penyakit menular. "Kami merasa khawatir jika BAB sembarangan nanti merebak penyakit diare," katanya.