REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kegiatan susur sungai disebut memang menjadi agenda rutin siswa-siswa pramuka di SMPN 1 Turi. Tapi, terkait pelaksanaan pada Jumat (21/2) dan lokasinya di Sungai Sempor diduga belum mendapatkan izin dari sekolah.
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Dwi Warni Yuli Astuti mengatakan, pramuka memang merupakan ekstrakulikuler wajib di sekolah. Ini menjadi kegiatan yang salah satu tujuannya tidak lain sebagai pembentukan karakter.
Tapi, ia menekankan, melihat kondisi cuaca seperti ini seharusnya agenda itu ditunda atau dialihkan pelaksanaannya pada musim kemarau. Artinya, pada musim hujan tidak perlu ada kegiatan-kegiatan pramuka yang mengambil lokasi di air.
Terlebih, Dwi berpendapat, pembina pramuka seharusnya jadi yang lebih peka melihat situasi dan kondisi cuaca yang memiliki potensi bahaya. Sehingga, ada usaha-usaha preventif untuk mencegah potensi bahaya itu terjadi.
Untuk susur sungai, ia membenarkan, itu memang salah satu agenda rutin dari pramuka di SMPN 1 Turi. Tapi, keterangan yang didapatkan Dwi dari Ketua Pembina Pramuka SMPN 1 Turi, Yopi, susur sungai pada Jumat (21/2) belum seizin sekolah.
"Saya tanya sudah ada SOP, katanya secara tertulis tidak ada, saya tanya sudah seizin kepsek, katanya tidak," kata Dwi saat ditemui di SMPN 1 Turi, Jumat (21/2) malam.
Meski begitu, Dwi mengaku belum melakukan klarifikasi terkait itu kepada Kepala Sekolah SMPN 1 Turi yang dikabarkan masih terpukul atas kejadian itu. Karenanya, keterangan lebih lanjut akan dimintakan pada Sabtu (22/2) pagi.
"Sebab saya baru meminta informasi ke pembina pramukanya, kalau tadi sementara secara detail (kepala sekolah) belum menyampaikan ke saya," ujar Dwi.
Pertemuan Sabtu (22/2) pagi rencananya akan dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. Pertemuan itu memanggil seluruh kepala sekolah SMP/MTs baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Sleman.
"Besok pagi akan ada penegasan terhadap ini, kepsek (SMPN 1 Turi) saya sudah bilang tidak mewakilkan dan harus hadir," kata Dwi.
Dwi menambahkan, bimbingan psikologis terus diberikan kepada orang tua atau wali siswa-siswa yang belum ditemukan di Ruang Kepala Sekolah SMPN 1 Turi. Ia menegaskan, kejadian ini akan menjadi evaluasi penting bagi semua sekolah.
Terutama, kata Dwi, terkait kegiatan-kegiatan yang hendak dilaksanakan di luar sekolah agar benar-benar dipastikan keselamatannya. Selain itu, ia mengimbau pada musim hujan ini semua sekolah menunda agenda-agenda di air.
"Dalam waktu dekat lebih baik ditunda dulu," ujar Dwi.