REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meninjau SMPN I Turi, Sleman, Jumat (21/02) malam.
Sultan mengucapkan belasungkawa atas adanya korban yakni siswa yang terbawa arus Sungai Sempor, Padukuhan Donokerto, Turi, Sleman.
"Saya mengucapkan belasungkawa dan prihatin dengan kejadian ini," kata Sultan di SMPN I Turi, Sleman, Jumat (21/02) malam.
Dia menyayangkan dilakukannya kegiatan susur sungai yang dilakukan saat musim hujan. Dia menekankan, agar kegiatan yang dilakukan di area sungai saat musim hujan harus dihentikan.
Sebab, hal ini sangat berbahaya. Terlebih, luapan Sungai Sempor yang membawa arus besar berasal dari hujan yang terjadi di Merapi.
"Walaupun di sini (Sungai Sempor) tidak hujan, tapi kalau di atas di Merapi sana hujan, yang lari arusnya ke kali sini karena paling dekat dengan Merapi. Pasti paling tinggi kekuatan daya dorongnya dan luncurnya," jelas Sultan.
Untuk itu, Sultan meminta agar seluruh pihak untuk menghentikan aktivitas yang dilakukan di sungai. Hal ini dilakukan agar kejadian yang serupa tidak terjadi kembali.
"Selama musim hujan ini saya mohon anak-anak sekolah tanpa melihat kelompok masyarakat, tanpa melihat pendidikan SD, SMP, SMA untuk menghindari program kegiatan baik anak sekolah, pramuka, asosiasi apapun agar menghindari aktivitas yang berbahaya berkaitan dengan masuk ke sungai," ujarnya.
Lebih dari 200 siswa kelas 7 dan 8 SMPN 1 Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, hanyut terbawa arus deras Sungai Sempor. Mereka mengikuti kegiatan pramuka dengan menyusuri sungai pada Jumat (21/2).
Hingga saat ini, Tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap siswa yang masih belum ditemukan. Ada empat siswa yang masih dicari dan enam siswa sudah ditemukan meninggal dunia.
Silvy Dian Setiawan