Sabtu 22 Feb 2020 08:18 WIB

Samudera Pasai, Berjaya di Ujung Sumatra (2)

Samudera Pasai pernah dikunjungi Ibnu Batutah.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Muhammad Hafil
Samudera Pasai, Berjaya di Ujung Sumatra. Foto: Situs makam-makam raja Kesultanan Samudera Pasai
Foto: Blogspot
Samudera Pasai, Berjaya di Ujung Sumatra. Foto: Situs makam-makam raja Kesultanan Samudera Pasai

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Sejak menjadi seorang Muslim, nama Merah Silu diganti dengan Sultan al-Malikush Shaleh. Gelar al-Malikush Shaleh meng indikasikan upaya Syekh Ismail sebagai ulama Makkah untuk mendekatkan Aceh dengan Tanah Suci.

Pada masa itu, Haramain sedang di kuasai Kesultanan Mamluk yang sejarah pendiriannya tidak lepas dari ketokohan raja (malik) Ash- Shalih Ayyub. Sosok ini merupakan raja terakhir Dinasti Ayyubiyah yang akhirnya ditumbangkan oleh Dinasti Mam luk di Mesir. Raja pertama Kesultanan Mam luk merupakan istri Ayyub, Syajaruddur.

Baca Juga

Merah Silu alias Sultan al-Malikush Shaleh menguasai pesisir utara Aceh atau daerah sepanjang Sigli hingga Lhokseumawe kini. Dia menjadikan daerah antara Sungai Jambu Air dan Sungai Pasai (Krueng Pase) sebagai pusat pemerintahan pada 1267.

Sekarang, daerah tersebut masuk wilayah Kabupaten Aceh Utara. Para arkeolog dari abad modern telah meneliti penemuan kompleks makam raja-raja Samudra Pasai di daerah tersebut. Sejumlah batu nisan di sana berbahan pualam putih yang dihiasi dengan ukiran-ukiran beraksara Arab.