REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Satu hari setelah terjadi bentrokan di depan tempat warga Ukraina yang dievakuasi dari China dikarantina. Perdana Menteri Oleksiy Honcharuk mengatakan 'perang informasi' yang terjadi di negaranya memicu kepanikan dan ketidakpercayaan tentang penanganan virus corona.
Honcharuk mengatakan misinformasi telah menyebar di dalam maupun di luar Ukraina. Ia tidak menjelaskan pernyataannya lebih lanjut.
Pihak berwenang Ukraina mencoba mencari sumber email berisi informasi palsu yang disebarkan pekan ini. Email yang mengatas namakan kementerian kesehatan itu menyatakan sudah ada kasus virus corona di Ukraina.
Padahal sejauh ini belum ada warga Ukraina yang terinfeksi virus tersebut. Honcharuk mencontohkan salah satu insiden pejabat Rusia meminta seluruh penumpang kereta rute Kiev menuju Moskow untuk turun.
Setelah menemukan seorang perempuan China yang demam di kereta tersebut. Perusahaan layanan kereta Ukraina mengatakan sudah meminta informasi lebih lanjut ke Rusia mengenai kasus tersebut.
Polisi menahan 24 orang dalam bentrokan di sebuah kota di Ukraina tengah. Bentrok terjadi karena warga menolak orang-orang yang dievakuasi dari Provinsi Hubei, China dikarantina di kota mereka. Warga khawatir virus menyebar dari sana.
"Peristiwa yang terjadi kemarin, menurut pendapat saya, khususnya, adalah konsekuensi, perang informasi terus menerus terhadap negara kami, baik di dalam maupun di lauar," kata Honcharuk di parlemen, Jumat (21/2).
Pengunjuk rasa di kota Novi Sanzhary bentrok dengan polisi. Mereka membakar ban dan memblokir jalan konvoi bus yang membawa orang-orang yang dievakuasi ke fasilitas kesehatan.
Pihak berwenang meminta warga untuk tetap tenang. Mereka mengatakan sebelum dipulangkan Ukraina, orang-orang yang dievakuasi sudah diperiksa kesehatannya.
Sehingga tidak ada orang yang pulang dalam keadaan terinfeksi. Menteri Kesehatan Ukraina Zoriana Skaletska mengatakan ia akan ikut di dalam karantina.
"Menteri kesehatan kami setuju untuk bersama warga di dalam institusi kesehatan, dengan cara ini ia membuktikan tidak ada warga Ukraina yang membahayakan di sana," kata Honcharuk.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan unjuk rasa itu dipicu 'dukungan politik'. Ia tidak mengatakan dari mana dukungan tersebut. Zelenskiy meminta masyarakat tidak menjelek-jelekan warga yang dievakuasi dari China.
"Kami terus mengatakan Ukraina (bagian dari) Eropa, kemarin, terus terang, sayangnya di beberapa episode terlihat kami adalah Eropa Abad Pertengahan, mari jangan lupa kita semua adalah manusia," kata Zelenskiy.