REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK— Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada Jumat (22/2) meminta agar segera diberlakukan gencatan senjata di kawasan Idlib, Suriah guna mengakhiri bencana kemanusiaan serta menghindari eskalasi tak terkendali.
"Selama hampir setahun kami telah menyaksikan serentetan serangan darat oleh pemerintah Suriah yang didukung serangan udara Rusia. Februari ini terulang kembali bentrokan mematikan antara pasukan Turki dan pasukan Pemerintah Suriah," kata Guterres.
Dia menegaskan mimpi buruk kemanusiaan buatan manusia yang telah lama dialami rakyat Suriah ini harus dihentikan. “Krisis itu harus dihentikan sekarang," katanya kepada awak media di New York.
Di tempat terpisah, para pemimpin Prancis dan Jerman mengatakan kepada Presiden Turki Tayyip Erdogan bahwa krisis kemanusiaan di Provinsi Idlib, Suriah memerlukan solusi politik dan bahwa ketiganya harus segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Emmanuel Macron beserta Kanselir Jerman Angela Merkel mengungkapkan kekhawatiran mereka atas situasi bencana kemanusiaan, yang dialami warga sipil dan risiko lebih lanjut. Hal demikian merupakan pernyataan kepresidenan Prancis.
PBB pada Jumat (22/2) memperingatkan bahwa pertempuran di Suriah barat laut dapat "berujung pada pertumpahan darah".
Pihaknya juga mendesak kembali gencatan senjata saat Moskow membantah laporan pengungsian massal warga sipil akibat dari ofensif pemerintah Suriah yang didukung Rusia.