REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengungkapkan, dia baru 1,5 bulan menjabat. Bahkan, ia mengakui, tidak mengetahui terlalu detail ada program-program seperti susur sungai di sekolahnya. "Jujur saya tidak mengetahui adanya program susur sungai," kata Tutik di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/2).
Ia mengatakan, susur sungai yang dilakukan dalam wadah pramuka itu merupakan program lama yang sudah ada sebelum dirinya menjabat. Tutik mengetahui, itu sudah jadi kegiatan rutin yang dilakukan pramuka bagi anak-anak SMPN 1 Turi.
Terlebih, kata Tutik, sebagian besar siswa-siswa SMPN 1 Turi merupakan anak-anak memang berasal dari Kecamatan Turi. Jadi, ia merasa, anak-anak memang sudah terbiasa dengan Sungai Sempor, tempat susur sungai dilakukan. "Karena mungkin anak-anak sudah biasa, anak-anak Turi khususnya, sudah biasa," ujar Tutik.
Tutik mengaku tidak menduga bencana hanyut itu menimpa siswa-siswa SMPN 1 Turi yang sedang melakukan susur sungai. Karenanya, ia meminta maaf atas musibah yang terjadi dan memohon dukungan masyarakat.