Sabtu 22 Feb 2020 14:12 WIB

Polda DIY Akui Belum Cek Jalan Sekitar Sungai Sempor

Aparat kepolisian masih fokus mencari korban pramuka hanyut di Sungai Sempor.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Andi Nur Aminah
 Situasi sekolah SMPN 1 Turi pascakejadian musibah susur Suangai Sembor di Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2) malam.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Situasi sekolah SMPN 1 Turi pascakejadian musibah susur Suangai Sembor di Sleman, Yogyakarta, Jumat (21/2) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengaku belum melakukan pengecekan terhadap jalan sekitar sungai tersebut apakah aman atau tidak digunakan untuk susur sungai. Sebab, pihaknya saat ini fokus dalam pencarian korban siswa SMP Negeri 1 Turi, Sleman, Yogyakarta yang hanyut terbawa arus sungai saat melakukan susur sungai di Sungai Sempor, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Saya belum cek lokasinya membahayakan atau tidak. Memang kemarin (21/2) air sungainya deras karena beberapa hari ini hujan. Makanya, cukup berbahaya. Saat ini kami fokus dalam pencarian korban yang hanyut," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY Komisaris Besar (Kombes) Yulianto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (22/2).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan pukul 02.00 WIB tadi pihaknya sudah menemukan tujuh orang siswa yang hanyut dalam keadaan meninggal. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Puri Husada, Yogyakarta dan jenazahnya sudah dibawa oleh orang tuanya masing-masing.

"Kami belum bisa sampaikan jenazah seperti apa. Apakah terbentur luka yang berat atau ringan. Yang jelas mereka dalam keadaan hanyut dan meninggal," kata dia.

Ia menambahkan pihaknya sedang mencari tiga orang korban yang belum ditemukan. Sehingga sampai saat ini masih dilakukan pencarian. Yulianto mengaku belum sampai melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab dari peristiwa hanyutnya para siswa di sungai.

"Belum sampai pemeriksaan pembina pramuka dari sekolah tersebut serta kegiatannya seperti apa. Yang jelas saat ini kami fokus dalam pencarian korban," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Yogyakarta Wahyu Efendi menuturkan bahwa peristiwa hanyutnya ratusan siswa saat susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2) sore tidak didahului tanda-tanda hujan di lokasi kejadian. Air pun meluap secara tiba-tiba. "Cuaca saat kejadian berawan. Tidak ada tanda hujan. Aliran sungai tidak terlalu deras, saat susur tiba-tiba meluap," kata Wahyu Efendi.

Setelah sungai meluap, siswa-siswa kelas 7 dan 8 SMPN 1 Turi dengan total sekitar 249 siswa hanyut terbawa arus deras sungai. Dalam peristiwa itu, beberapa siswa dinyatakan tewas, sedangkan yang lainnya dikabarkan luka, dan sebagian lainnya belum ditemukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement