Sabtu 22 Feb 2020 20:16 WIB

Tim Gabungan Terus Cari Balita yang Hanyut di Sungai Cibala

Sudah empat hari tim gabungan mencari balita yang hanyut di Sungai Cibala.

Ilustrasi Tenggelam
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Tenggelam

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Tim gabungan Basarnas dan BPBD Cianjur, Jawa Barat melakukan menyisir Sungai Cibala dengan dua perahu karet untuk Riko (2), balita warga Kecamatan Sukanagara. Balita itu dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Cibala sejak empat hari lalu.

"Memasuki hari keempat pencarian, kami membagi tim menjadi empat kelompok, dua kelompok mengunakan perahu karet melakukan metodes sisir sungai dengan harapan tubuh korban dapat mengambang," kata Andri Relawan BPBD Cianjur, saat dihubungi Sabtu.

Baca Juga

Sedangkan satu tim bersama warga dan aparat TNI/Polri, melakukan penyisiran sepanjang aliran sungai yang sudah berjalan sejauh 17 kilometer mendekati perbatasan dengan kecamatan lain.

"Satu tim melakukan pencarian di area hutan yang berjarak beberapa kilometer dari perkampungan yang masik di lintasi Sungai Cibala, karena pihak keluarga mendapat gambaran dari hasil penerawangan," katanya.

Namun hingga sore menjelang, ungkap dia, belum ada tanda-tanda keberadaan tubuh korban yang sudah menghilang sejak empat hari yang lalu, sehingga petugas akan mengoptimalkan pencarian dibagian hulu yang berbatasan dengan Kecamatan Campaka.

"Untuk saat ini, penyisiran sungai dengan dua perah karet, belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan tubuh korban. Harapan kami dapat menemkan tubuh korban sebelum batas waktu habis," katanya.

Ia menambahkan, sepanjang hari cuaca cerah dan cukup mendukung bagi tim untuk melakukan pencarian, namun medna sungai yang berarus deras dan curam, menyulikan perahu karet untuk menembus hingga ke sejumlah titik.

Sebelumnya tim gabungan Basarnas dan BPBD Cianjur, belum menemukan tanda-tanda keberadaan tubuh Riko (2), balita warga Kampung Sasakanyar, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukanagara, yang dilaporkan hilang terbawa arus Sungai Cibala.

Pencarian hari ketiga tim dibagi menjadi beberapa kelompok menyisir sepanjang aliran sungai menggunakan perahu karet dan berjalan kaki dibantu warga sekitar ungkap Sekretaris BPBD Cianjur Irfan Sopyan saat dihubungi di Cianjur, Jumat(21/2).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement