REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia membantah mengintervensi pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tahun ini. Sebelumnya ada laporan yang menyebutkan intelijen AS memperingatkan Kongres, Rusia mencoba mendorong Presiden Donald Trump terpilih kembali untuk periode kedua dan membantu kampanye Senator Bernie Sanders.
"Ini adalah pengumuman yang lebih paranoid yang kami sesalkan akan bertambah saat pemilihan AS semakin dekat, pengumuman ini tidak hubungannya dengan kebenaran," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Sabtu (22/2).
Dalam sebuah rapat tertutup pejabat intelijen AS memberitahu anggota komite intelijen House of Representative, Rusia kembali mengintervensi pemilihan presiden bulan November mendatang. Seperti yang mereka lakukan pada tahun 2016 lalu.
Satu hari setelah rapat tersebut dilakukan. Trump mengganti pelaksana tugas Direktur Intelijen Nasional Joseph Maguire karena mengizinkan stafnya untuk tampil dihadapan komite.
The Times mengutip lima orang yang mengetahui peristiwa itu. Pejabat tinggi pemerintah AS mengatakan saat ini posisi AS dalam menangkal upaya pihak asing mempengaruhi pemilihan umum lebih baik dibandingkan tahun 2016.
"Presiden Trump sudah menegaskan setiap upaya atau percobaan yang Rusia atau negara lain lakukan dalam mempengaruhi atau mengintervensi pemilihan kami atau mengabaikan demokrasi AS, tidak akan ditoleransi," kata pejabat tersebut.
Pada Jumat (21/2) surat kabar the Washington Post mengutip sumber yang mengatakan pejabat Amerika telah memberitahu Sanders tentang upaya Rusia membantunya dalam kampanye pemilihan presiden tahun ini. Sanders mengatakan ia diberitahu mengenai hal itu bulan lalu.
Beberapa pesaing Sanders mengatakan mereka tidak menerima ajakan pertemuan serupa. Mereka juga tidak diberitahu Rusia membantu kampanye mereka.
"Saya tahu Rusia tidak ingin saya menang, ini jelas (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak ingin saya menjadi calon presiden, dan Donald Trump tidak ingin saya jadi calon presiden," kata mantan Wakil Presiden AS Joe Biden.
Senator yang juga maju kandidat calon presiden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren mendesak transparansi. Dalam kampanye di Las Vegas ia mengatakan untuk memblokir Rusia memiliki 'pengaruh yang terlalu besar' dalam pemilihan AS maka harus ada 'transparansi sebanyak mungkin'.
"Ini tentang disinformasi dan cara untuk melawan disinformasi adalah membukanya, tunjukan apa itu dan beri semua orang informasi sepenuh secepatnya," kata Warren.