Sabtu 22 Feb 2020 23:31 WIB

Masyarakat Korban Banjir Lebak Mengaku Butuh Permodalan

Pemkab Lebak mengaku hanya bisa memberikan bantuan keterampilan bagi korban banjir

Seorang warga menangis saat melihat rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten, Ahad (26/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Seorang warga menangis saat melihat rumahnya yang rusak akibat diterjang banjir bandang di Kampung Susukan, Lebak, Banten, Ahad (26/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat korban bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan permodalan karena rumah dan seisinya, termasuk uang hanyut dan hilang.

"Kami juga bingung untuk usaha setelah areal persawahan dan ladang tertimbun longsoran," kata Maju (45), seorang pengungsi warga Cigobang Kecamatan Lebak Gedong Kabupaten Lebak, Sabtu (22/2).

Masyarakat pasca-bencana alam tersebut kesulitan untuk membuka usaha karena tidak memiliki modal itu. Sebab, uang untuk modal berjualan hilang dan hanyut diterjang banjir bandang dan longsor, bahkan anak pertama meninggal dunia.

"Kami berharap pemerintah maupun relawan dapat memberikan permodalan,sehingga bisa kembali berjualan aneka makanan," katanya menjelaskan.

Rohman (45) seorang warga pengungsi di Kampung Seupang Desa Pajagan Kecamatan Sajira mengaku bahwa dirinya kini tidak bisa kembali berdagang pakaian keliling, karena rumah dan seisinya hanyut dan hilang diterjang banjir bandang awal tahun 2020.

Saat ini, dirinya bersama anggota keluarga tinggal di tenda pengungsian tidak menyisakan pakaian maupun perabotan rumah tangga. Karena itu, dirinya berharap warga korban banjir bencana alam dapat dibantu permodalan usaha, sehingga bisa melaksanakan kegiatan ekonomi.

Apalagi, dua anaknya yang masih duduk dibangku SD dan SMP memerlukan biaya untuk pendidikan. "Semua barang-barang rumah dan uang untuk modal sebesar Rp 15 juta hanyut diterjang banjir bandang. Namun, beruntung batuan aneka makanan dari dermawan, relawan hingga pemerintah masih mengalir," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Tajudin Yamin mengatakan pemerintah daerah akan memberikan pelatihan kerja bagi warga korban banjir bandang dan longsor agar mereka memiliki ketrampilan. Pelatihan ketrampilan itu bertujuan para warga pengungsi bisa hidup mandiri sehingga tidak menjadikan beban sosial.

Kemungkinan ketrampilan tersebut jurusan menjahit, elektronika, perbengkelan, salon, kuliner dan las. "Kami yakin melalui pelatihan ketrampilan itu dapat hidup mandiri dan bisa menciptakan lapangan pekerjaan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement