REPUBLIKA.CO.ID, PIDIE -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Rukoh di Kabupaten Pidie, Aceh. Bendungan berkapasitas 128 juta meter kubik air ini digunakan untuk mengairi irigasi sawah seluas 11.950 hektare. Adapun luas lahan yang dibutuhkan bendungan ini mencapai 858 hektare.
Pada bendungan ini juga dibangun terowongan pengelak tipe tapal kuda berlapis beton bertulang sepanjang 510 meter dengan diameter 3 meter. Terowongan itu akan membantu distribusi air yang tertampung di dalam bendungan.
Pembangunan Bendungan Rukoh ini terdiri dari dua paket konstruksi. Paket pertama dibangun oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan nilai investasi Rp 377 miliar. Sementara paket kedua dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan Kerja Sama Operasional bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Andesmont Sakti.
Bendungan tersebut telah dibangun pada Januari 2019 dan ditargetkan rampung pada tahun 2022 mendatang. Ditargetkan, bendungan ini bisa menyediakan air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik bagi 22.848 jiwa di Kabupaten Pidie.
Satu tahun berjalan, progres konstruksi Bendungan Rukoh baru mencapai 8,69 persen. Para perusahaan kontraktor sembari melakukan pembangunan masih memproses pembebasan lahan dengan masyarakat sekitar.