Ahad 23 Feb 2020 20:33 WIB

Dwiki Dharmawan Tampilkan Kolaborasi yang Intim dan Berani

Dwiki Dharmawan tampilkan kolaborasi yang intim dan berani di Jazz Buzz 2020.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Menutup Salihara Jazz Buzz 2020, pianis multi-genre Dwiki Dharmawan yang berkolaborasi dengan Rudy Zulkarnaen (bass akustik) dan musisi muda Rega Dauna (harmonika), berhasil menyajikan variasi musik jazz yang intim juga berani.
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menutup Salihara Jazz Buzz 2020, pianis multi-genre Dwiki Dharmawan yang berkolaborasi dengan Rudy Zulkarnaen (bass akustik) dan musisi muda Rega Dauna (harmonika), berhasil menyajikan variasi musik jazz yang intim juga berani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Festival mini tahunan Salihara Jazz Buzz 2020 ditutup dengan penampilan memukau dari pianis multi-genre Dwiki Dharmawan. Tampil berkolaborasi dengan Rudy Zulkarnaen (bass akustik) dan musisi muda Rega Dauna (harmonika), mereka berhasil menyajikan variasi musik yang intim juga berani.

Trio jazz ini menampilkan variasi yang mencakup piano solo, music elektronik, dan akustik melalui pendekatan music baru yang spontan bernuansa progresif dan penuh kebebasan. "Grozny Part 1" dan "Grozny Part 2" dipilih menjadi karya pembuka untuk konser kolaborasi ini. Improvisasi yang dipersembahkan Rudy dan Rega tampaknya berhasil memberi warna baru bagi karya Dwiki yang terinspirasi dari kota Grozny, Rusia, tersebut.

Baca Juga

“Saya memang membebaskan Rudy dan Rega untuk berimprovisasi secara luas, bisa dibilang improvisasinya spontan, tapi yang pasti kami punya konsep yang sama,” kata Dwiki di Teater Salihara, Jakarta Selatan, Ahad (23/2).

Pecinta musik jazz yang hadir ke Teater Salihara kian hanyut ke dalam perjalanan musikalitas Dwiki. Melalui karyanya berjudul "Atabashkan" dan "Tshimshian", Dwiki Trio berikhtiar menyampaikan gejolak perlawanan sekaligus perjuangan untuk sebuah eksistensi.

"Atabashkan" merupakan suku pribumi di Utara Alaska yang berhasil bertahan melawan para pendatang yang menginvasi tanah mereka. Sebaliknya, "Tshimshian" merupakan suku yang susah untuk bertahan di tengah penghancuran kolonialisme.

“Jika suku Atabashkan berhasil survive, dengan spirit dan keberanian yang kuat, sebaliknya suku Tshimshian susah sekali bertahan dan kini yang tersisa hanya puing-puing kegetiran,” kata Dwiki kala menceritakan asal muasal dua karya tersebut.

Dalam konser kolaborasi ini, Dwiki juga memainkan karya-karya populernya di beberapa album. Seperti "Whale Dance" dari album So Far So Close, "Samarkand" dari album Rumah Batu, "Tribal Dance" dan "Bubuy Bulan" yang telah diaransemen oleh Dwiki. Tahun ini, Dwiki akan mengeluarkan album terbarunya yang diberi nama Hari Ketiga.

Salihara Jazz Buzz 2020 telah digelar mulai 15, 16, 22 dan 25 Februari di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Khusus di tahun ini, Salihara Jazz Buzz mengadakan undangan terbuka Jazz Buzz 2020 dengan tujuan hendak memperluas kerja kuratorial seni pertunjukkan secara lebih terbuka. Dari hasil open call ini, dipilihlah dua grup, yaitu Railroad Therapy dan Intutition Jazz Chamber.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement