REPUBLIKA.CO.ID, CANARY -- Badai pasir besar dari Sahara telah menyelimuti Kepulauan Canary Spanyol. Badain ini mengganggu rencana perjalanan bagi wisatawan yang datang menggunakan pesawat.
Operator bandara Spanyol Aena membatalkan, menangguhkan atau mengalihkan semua penerbangan ke dan dari pulau-pulau pada hari Ahad (23/2), dengan alasan visibilitas rendah. Namun pada Ahad malam, Aena mengatakan layanan penerbangan telah dilanjutkan di semua bandara, kecuali Tenerife Selatan.
Status siaga dikeluarkan oleh pemerintah daerah pada hari Sabtu (22/2), dengan penduduk disarankan untuk tetap di dalam rumah, menutup jendela mereka dan menghindari perjalanan.
Dilansir di BBC, Senin (24/2), layanan cuaca nasional Spanyol mengatakan kecepatan angin hingga 120 km / jam dapat menghantam Canary hingga Senin.
Angin kencang yang melanda pulau-pulau dengan awan pasir tebal dari gurun Sahara, sekitar 500 km melintasi Samudra Atlantik. Badai pasir sangat besar, dapat dilihat dari luar angkasa, dengan gambar satelit menunjukkan badai yang menghantam pulau-pulau, di lepas pantai Afrika barat laut.
Layanan feri dan upaya untuk mengatasi kebakaran hutan di Tasarte, Gran Canaria, juga terhambat oleh angin. Dalam sebuah tweet, Menteri Transportasi Spanyol, José Luis Ábalos, berterima kasih kepada negara-negara tetangga atas solidaritas mereka.
Kepulauan Canary, yang meliputi Tenerife, Fuerteventura, Gran Canaria, Lanzarote dan La Palma, populer di kalangan wisatawan Eropa untuk mencari matahari musim dingin.
Namun ratusan penerbangan telah dipengaruhi oleh kondisi cuaca, membuat para wisatawan terdampar di bandara melintasi Canary. Pada hari Ahad, 822 penerbangan terpengaruh.
Aena menyarankan penumpang untuk memeriksa status penerbangan mereka dengan maskapai penerbangan mereka.
"Kami tetap berhubungan secara teratur dengan para pelanggan kami dan kami berharap dapat menghubungi mereka besok (Senin)," kata juru bicara maskapai British Airways.