Senin 24 Feb 2020 13:49 WIB

Penawar untuk yang Sedang Mengalami Depresi (1)

Depresi tak jarang berujung pada aksi bunuh diri.

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Muhammad Hafil
Penawar untuk yang Sedang Mengalami Depresi. Foto: Depresi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Penawar untuk yang Sedang Mengalami Depresi. Foto: Depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi atau gangguan kejiwaan merupakan momok yang menghantui manusia. Terutama bagi mereka yang hidup di kota-kota metropolitian. Berbagai persoalan yang dihadapi seseorang, rawan memicu permasalahan jiwa.

Akumulasi impitan hidup akibat tekanan ekonomi, pengangguran, masalah asmara, hingga problematika rumah tangga terkadang mengendap dan menjadi fenomena gunung es. Tapi, kerap tak ada upaya untuk mencari solusi yang tepat. 

Baca Juga

Prof Ahmad at-Talawy dalam makalahnya yang berjudul “Kaifa 'Alajal Islam Musykilat al-Faragh ar-Ruhi” menyatakan, depresi yang menimpa seseroang tak jarang berujung pada aksi bunuh diri. Ini sangat disayangkan. Fenomana itu banyak muncul di negara-negara yang minim nilai.

Di negara-negara Islam, tertutama, tingkat depresi yang berakhir pada tindakan penghilangan nyawa sendiri lebih sedikit di banding negara-negara Barat, misalnya. Ini karena solusi yang ditawarkan bersifat transendental, bersumber dari Allah SWT. Sementara, penawar yang digunakan untuk mengatasi gangguan jiwa di luar sana tak memiliki ruh dan spirit yang kuat. Bahkan, nihil hakikat.

Secara garis besar, ia menyatakan, obat penawar utama membentengi diri dan menyelesaikan masalah depresi ialah kembali kepada sabar dan iman. Seorang Muslim mendapatkan siraman iman mulai dari rahim hingga ia dewasa. Bekal ini menekankan kepadanya untuk selalu bersabar atas ujian yang diterima.

Seberat apa pun masalah yang dihadapi, ia yakin bahwa kehidupan di dunia ini ialah fana. Tidak akan kekal. Bagi Muslim, akhiratlah kehidupan yang sesungguhnya.

Allah berfirman:

قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا تُظْلَمُونَ فَتِيلًا     

“Katakanlah: Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS an-Nisaa [4] :77).

Keimanan itu akan menekan segela rasa takut, cemas, dan galau. Dan, iman itu pula yang membantunya lebih siap menatap dunia. Iman menjadikan problem yang berat akan terasa ringan. Bahkan, tak ada beban yang berarti. Iman akan mendatangkan sabar.

Ia akan semakin rajin menyusuri makna di balik tiap ibadah, shalat, misalnya. Ibadah apa pun, pada hahikatnya menyimpan pesan. Tak sekadar ritual biasa. Ibadah dalam Islam adalah sistem nilai dan akhlak yang integral. Sebuah sistem yang berupaya mencetak insan andal, insan kamil.

sumber :
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement