REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) melakukan survei terhadap pemilih terkait suka atau tidak suka dengan gerakan 212 sebelum Pilpres 2019. Hasilnya, sebanyak 28,8 persen publik menyukai gerakan 212, 20,7 persen tidak suka, dan 50,6 persen tidak menjawab.
Direktur Eksekutif Median Rico Marbun mengatakan, publik yang tidak suka 212 sebagian besar memilih Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Ridwan Kamil (Emil) menjadi calon presiden 2024 mendatang. Sementara, publik yang suka 212 sebagian besar memilih Anies Baswedan, Prabowo, dan Sandiaga Uno.
"Jadi kita bisa melihat ini pembelahan di (Pilpres) 2019 masih berlanjut sampai sekarang. Begitu juga yang enggak suka, yang enggak suka ini sebagian besar memilih seperti Ganjar, Ridwan Kamil, ketimbang memilih Anies Baswedan," ujar Rico di kawasan Jakarta Pusat, Senin (24/2).
Ia menuturkan, pemilih yang menyukai gerakan 212 akan memilih kandidat capres yang menjadi oposisi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019 lalu.
Sementara, publik yang tidak menyukai 212 sebagian besar akan memilih Ganjar Pranowo (16,4 persen), Prabowo Subianto (14,5 persen), Ridwan Kamil (9,7 persen), Sandiaga Uno (9,1) persen), serta Agus Harimurti Yudhoyono (6,5 persen).
Rico menuturkan, tiga besar alasan publik menyukai gerakan 212 karena membela Islam, Alquran, dan kebenaran; umat Islam bersatu; serta menegakan keadilan dan menghukum penista agama.
Sedangkan tiga alasan pemilih tidak menyukai gerakan 212 karena kerusuhan dan merusak fasilitas umum; membuat perpecahan; serta mengganggu ketenangan masyarakat.
Survei Median dilakukan terhadap 1.200 responden yang memiliki hak pilih pada pekan kesatu dan kedua Februari. Margin of error sebesar kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan multistage random sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender.