REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel melarang semua warga asing yang memiliki riwayat perjalanan ke Jepang dan Korea Selatan (Korsel) dalam dua pekan terakhir memasuki wilayahnya, Senin (24/2). Langkah itu diambil guna mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19.
Dilaporkan laman Times of Israel, Kementerian Kesehatan Israel mengatakan setiap warga Israel yang mengalami gejala penyakit setelah mengunjungi Italia, Australia, dan Taiwan, harus menjalani pemeriksaan sesuai prosedur. Ia tak menjelaskan apakah karantina termasuk di dalamnya.
Pada Sabtu pekan lalu, pesawat Korean Air yang mendarat di Bandara Ben Gurion diperintahkan untuk kembali ke Korsel oleh otoritas Israel. Tel Aviv terlebih dulu mengungsikan dan mengarantina 12 warganya yang berada di pesawat tersebut.
Korsel sempat melayangkan protes kepada Israel terkait kejadian tersebut. Sebab, pelarangan masuk dan dipulangkannya pesawat Korean Air dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Israel telah mengonfirmasi kasus pertama Covid-19 pada Jumat (21/2). Dia adalah warga Israel yang sempat menjalani karantina di kapal Diamond Princess di Yokohama, Jepang. Saat dipulangkan bersama 11 warga lainnya, dia diagnosis positif terinfeksi virus.
Israel mulai meningkatkan langkah pencegahan setelah Korsel memberi tahu tentang 18 warganya yang melakukan tur ke Tepi Barat selama sepekan bulan ini. Saat pulang ke Korsel, mereka dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Israel telah menginstruksikan sekitar 200 siswa dan guru yang berada di beberapa lokasi wisata bersama dengan 18 warga Korsel saat tur untuk mengisolasi diri. Situs berita Ynet melaporkan, ratusan warga Korsel yang saat ini berada di Israel kemungkinan akan dikarantina di Har Gilo Seminary di Yerusalem. Itu adalah fasilitas yang biasanya digunakan militer untuk kursus dan seminar pendidikan.