REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bhayangkara FC sempat mengajukan surat protes ke operator liga perihal jadwal yang dianggap merugikan klub. Bhayangkara FC harus menjalani laga tandang pada partai pembuka dan penutup Liga 1.
"Saya kemarin mengajukan protes untuk perubahan terkait away pertama dan pekan ke-34 juga away, sehingga kemarin saya protes. Kalau pertama luar kandang, terakhir harus kandanglah, jadi biar netral," ujar Chief Operating Officer Bhayangkara FC Sumardji di PTIK, Jakarta, Senin (24/2).
Dalam draf jadwal terbaru Bhayangkara FC akan bertandang terlebih dahulu ke ujung barat melawan Persiraja Banda Aceh pada 29 Februari. Sementara pada draf pertama sebelum revisi The Guardian menjamu Persiraja di PTIK.
Pada laga pekan kedua, Saddil Ramdani dan kawan-kawan juga langsung terbang ke Kediri melawan Persik pada 6 Maret mendatang. Pada laga penutup berdasarkan jadwal revisi yang diterima Sumardji, Bhayangkara bakal melakoni laga luar kandang di akhir kompetisi.
Maka dari itu, manajemen Bhayangkara meminta kepada PT LIB untuk kembali menyesuaikan jadwal agar tidak ada pihak yang dirugikan. "Jadi jadwal jangan dibebani sama kita semualah, jangan luar kandang terus," kata dia.
Disinggung mengenai kedalaman skuat saat ini, Sumardji mengatakan bahwa label tim bertabur bintang tak membuat Bhayangkara terbebani. The Guardian justru semakin terpacu untuk bisa kembali menjuarai liga seperti pada 2017.
"Saya dari dahulu mengelola dengan hati. Kami ajak satu per satu pemain bicara dari hati ke hati. Kami semua senang, tidak jadi beban. Insya Allah," katanya.