REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) adalah pameran buku Islam terbesar di Indonesia yang rutin didatangi Muslim dari berbagai negara di Asia tenggara. Anggota Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI) dari berbagai negara rutin berburu buku di IBF.
Ketua Pembina AYPI, H E Afrizal Sinaro mengatakan, IBF sebagai agenda tahunan para penerbit buku Islam Indonesia sebenarnya menghimpun banyak hal positif bagi umat Islam. Mereka yang datang ke IBF ada yang berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan.
"Mereka adalah pengelola dan pengurus yayasan atau lembaga pendidikan Islam yang tergabung di AYPI," kata Afrizal melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (24/2).
Ia menyampaikan, mereka sengaja datang ke IBF untuk berburu buku-buku Islam. Mereka mencari buku referensi, buku panduan, buku pengayaan dan buku penunjang untuk di sekolah atau pesantren mereka.
Hampir setiap tahun anggota AYPI mengagendakan hadir di pameran buku Islam terbesar dan terlengkap di Indonesia ini. Sebab bagi masyarakat Muslim serumpun Melayu, buku-buku Islam terbitan Indonesia sangat mudah untuk dibaca dan dipahami isinya.
"Jadi mereka tidak perlu lagi menerjemahkan ke bahasa mereka karena buku-buku Islam terbitan Indonesia mudah untuk dibaca," ujarnya.
IBF 2020 diselenggarakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26 Februari-1 Maret 2020. Di IBF ke-19 ini akan ada 175 penerbit buku dan 168 nonpenerbit. Sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, travel, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, kuliner, dan lain sebagainya.
Selain itu, akan ada 54 ribu judul buku dari ratusan penerbit yang dipamerkan di IBF. Setiap judul buku rata-rata ada sekitar 35 eksemplar. Artinya akan ada sekitar 2 juta eksemplar buku di IBF 2020. Rata-rata pengunjung IBF dalam beberapa tahun terakhir setiap harinya mencapai sekitar 30 ribu orang.