REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek Chelsea, Antonio Rudiger mengatakan, rasisme telah menang dan ia pun menjadi kambing hitam. Ini setelah Tottenham Hotspur dan kepolisian London mengungkapkan tidak menemukan cukup bukti untuk mendukung tuduhannya bahwa ia telah dilecehkan dalam pertandingan Liga Primer Inggris pada Desember tahun lalu.
Dikutip dari Reuters, Senin (24/2), pada saat itu Rudiger terlibat insiden yang di dalamnya terdapat pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min yang mendapat kartu merah. Tak lama kemudian ia mendapatkan gestur gerakan monyet dari kubu suporter tuan rumah.
Namun, pihak Spurs dan Kepolisian Metropolitan London menyatakan tidak menemukan cukup bukti terjadinya pelecehan rasial.
"Rasisme telah menang. Para pelaku dapat selalu kembali ke stadion, itu menunjukkan bahwa mereka telah menang," kata Rudiger seperti dikutip Sky Sports setelah Chelsea mengalahkan Tottenham 2-1, Sabtu (22/2).
Rudiger menjadi sasaran cemoohan sejumlah fans Tottenham selama pertandingan di Stamford Bridge.
"Mereka tidak akan mendapat hukuman dan pada akhirnya saya yang menjadi kambing hitam. Saya tak akan pernah berhenti bersuara. Saya akan selalu bersuara, tetapi dalam kasus ini, saya sendirian," jelas Rudiger. "Ini petaka. Saya menjadi seorang ayah Kamis lalu sementara Anda mulai berpikir bahwa masyarakat belum cukup serius memerangi rasisme, sehingga kemungkinan anak saya akan mengalaminya juga. Ini jika tidak ada perubahan. Kita akan kalah."