Senin 24 Feb 2020 18:38 WIB

Jaksa Agung Akui Masih Ada Ketidakadilan Hukum di Bawah

Burhanuddin mengajak jajarannya merasakan penderitaan rakyat yang tak dapat keadilan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Teguh Firmansyah
Jaksa Agung Burhanuddin menyampaikan materi saat seminar nasional di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Jaksa Agung Burhanuddin menyampaikan materi saat seminar nasional di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaksa Agung ST Burhanuddin menilai masih ada ketidakadilan hukum yang dirasakan rakyat kecil. Karena itu, ia bakal melakukan diskresi atas beberapa perkara yang dinilai tidak adil dan menyita perhatian masyarakat.

"Ada beberapa perkara misalnya pencurian, yang terakhir itu di Sumatra Utara adalah karet yang harganya hanya 17 ribu, dan banyak lagi perkara-perakara yang betul-betul menyentuh hati rakyat kecil," kata Burhanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/2).

Baca Juga

Ia mengajak jajarannya untuk lebih merasakan penderitaan masyarakat yang tidak mendapatkan rasa keadilan hukum. Kendati demikian, Burhanuddin menegaskan bahwa ia tidak ada maksud untuk menyalahkan kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri, sebab keduanya hanya menjalankan sesuai aturan yang berlaku.

"Tetapi hati nurani tidak ada di dalam buku. Saya ingin mengajak teman-teman harus tetap memperhatikan rasa keadilan yang ada di masyarakat. Ini saya sampaikan mumpung para kajati ngumpul di sini," ujarnya dalam acara  seminar nasional yang digelar DPD RI.

Dalam waktu dekat ia akan membuat aturan tersebut. Burharnuddin berharap kejati dan kejari melaksanakan aturan tersebut. "Kalau saudara masih melukai hati masyarakat saya akan tindak," tegas Burhanuddin diikuti tepuk tangan undangan yang hadir.

Sebelumnya upaya jaksa agung tersebut mendapat respon positif. Praktisi Hukum yang juga Vice Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI) Aldwin Rahadian mengungkapkan, apa yang dilakukan Jaksa Agung ST Burhanuddin adalah angin segar bagi penegakkan hukum sekaligus penegakkan keadilan di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement