REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Para petani cabai merah di Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon tengah berbahagia. Setelah mengalami masa suram akibat rendahnya harga cabai merah selama lima tahun terakhir, kini mereka bisa menikmati tingginya harga cabai merah.
Salah seorang petani cabai merah di Desa Bayalangu Kidul, Ikwan (37 tahun), menjelaskan, tingginya harga cabai merah sudah terjadi sejak awal panen pada Februari 2020. Saat itu, harga cabai merah di tingkat petani sudah mencapai Rp 18 ribu per kilogram (kg).
Ikwan menjelaskan, panen cabai merah itu dilakukan setiap empat hari sekali. Sejak awal panen, harga cabai merah terus naik secara bertahap hingga sempat menyentuh angka Rp 50 ribu per kg. Saat ini, memasuki panen ke-11, harga cabai merah sudah berada di kisaran Rp 30 ribu - Rp 40 ribu per kg.
‘’(Meski sudah turun), Alhamdulillah harga cabai merah sekarang (terhitung) masih tinggi,’’ kata Ikwan, Senin (24/2).
Ikwan menanam cabe merah di lahan seluas 30 bata. Di lahan seluas itu, dia bisa memperoleh 1,5 – 2 kuintal cabai merah untuk sekali panen.
Dalam satu musim tanam, Ikwan bisa memanen cabai merah hingga 17 kali. Dia berharap, harga cabai merah tetap berpihak kepada petani hingga masa panen berakhir.
Ikwan menyebutkan, pada tahun lalu, harga cabai merah di tingkat petani di wilayahnya paling tinggi hanya menyentuh angka Rp 10 ribu per kg. Namun, kondisi itu tidak berlangsung lama karena harganya langsung anjlok di angka Rp 4 ribu per kg.
Ketua kelompok petani cabai Lestari Sayur Desa Bayalangu Kidul, Sanaji (55 tahun), membenarkan tingginya harga cabai merah di tingkat petani sejak memasuki masa panen pertama pada awal Februari 2020.
Sanaji mengatakan, selama lima tahun terakhir, para petani cabai merah mengalami masa suram karena harga jualnya tidak bisa menutup modal yang sudah dikeluarkan. Pasalnya, harga cabai merah di tingkat petani kurang dari Rp 10 ribu per kg.
‘’Hal itu karena masa panen yang bersamaan dengan daerah-daerah lain,’’ tutur Sanaji.