REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar China untuk Indonesia, Xiao Quan mengatakan, virus Corona memang dinyatakan sebagai epidemi baru. Namun demikian, dia menegaskan, dibanding epidemi lainnya, COVID-19 dinilai memiliki risiko lebih rendah.
“Saya tidak bilang ini tidak berbahaya, ini memang berbahaya. Tapi dibanding epidemi lain, epidemi ini tak terlalu bahaya,” ujar dia ketika ditemui Republika.co.id di Bengkel Diplomasi FPCI, Jakarta, Senin (24/2).
Dia menambahkan, gelombang kekhawatiran di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia terkait virus itu memang tinggi. Namun demikian, ia meminta agar kasus tersebut tak dilebih-lebihkan. “Reaksi itu perlu, dan reaksi juga bisa dimengerti. Panik juga boleh, tapi jika berlebihan itu tak perlu,” kata dia.
Ia menambahkan, sebagai epidemi baru, COVID-19 masih belum diketahui banyak oleh China, selaku wilayah awal penyebaran. Namun demikian, Xiao menyatakan, pihaknya sedang mempelajari dan mendalami keberadaan virus tersebut.
“Kami belajar bagaimana menjinakan virus, dan kami telah membuat kemajuan. Jadi tak perlu panik, apalagi berlebihan,” ungkap dia.
Kepada media dia menambahkan, proses penyembuhan pasien menjadi perhatian utama. Karena itu, mengembalikan situasi dan hidup dengan aman menjadi satu-satunya tujuan.
“Alih-alih panik bereaksi berlebihan, kita harus mendengarkan saran WHO yang otentik dan profesional,” ucapnya.
Xiao menyebut, sebagai Lembaga di bawah PBB, WHO telah ikut serta bertanggung jawab atas keamanan dan kesehatan masyarakat global. Karenanya, ia meminta agar masyarakat, termasuk warga Indonesia bisa mengikuti langkah-langkah yang diperlukan terkait penyebaran virus itu. “Tak perlu panik,” katanya lagi.