Selasa 25 Feb 2020 01:46 WIB

Masyarakat Perlu Tingkatkan Pengetahuan Mitigasi Tsunami

Kepala BNPB: Masyarakat perlu terus meningkatkan pengetahuan soal mitigasi tsunami.

Warga berjalan di sisa-sisa bangunan dan kapal yang rusak diterjang tsunami Selat Sunda di Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warga berjalan di sisa-sisa bangunan dan kapal yang rusak diterjang tsunami Selat Sunda di Sumur, Pandeglang, Banten, Kamis (3/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan masyarakat di Tanah Air perlu terus meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan mitigasi tsunami. Hal itu mengingat dampak  gelombangnya yang sangat mematikan.

"Gelombang tsunaminya. Itu sangat mematikan," kata dia di Jakarta, Senin (24/2).

Pengetahuan terkait mitigasi itu harus terus ditingkatkan sebab penelitian menunjukkan bahwa gempa dan tsunami adalah peristiwa yang berulang. Hal tersebut diketahui dari riset yang dilakukan oleh pemerintah Aceh bersama sejumlah perguruan tinggi termasuk Universitas Syiah Kuala melalui temuan sedimen setelah tsunami.

Dengan memeriksakan lapisan sedimen tersebut ke sejumlah negara, diketahui bahwa setiap lapisan memiliki usia yang berbeda, ada yang 7.500 tahun bahkan lebih. "Ini menunjukkan bahwa gempa dan tsunami pernah pula terjadi di Aceh sebelum tahun 2004," katanya.

Menurutnya, kalau saja masyarakat di Aceh tahu bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi gempa besar yang disusul tsunami pada 26 Desember 2004, mungkin korban jiwa tidak sebanyak itu.

Sebagaimana diketahui, korban jiwa akibat bencana tsunami dengan kecepatan gelombang mencapai 800 kilometer per jam saat itu mencapai 200 ribu jiwa. Kejadian tersebut tidak hanya di Aceh, tetapi hingga ke sejumlah negara, termasuk Sri Lanka.

"Kalaulah waktu itu hasil riset ini sudah ada dan dipublikasikan. Kini kita memikirkan ke depan dengan mempelajari berbagai pengetahuan tentang mitigasi bencana dan menyebarluaskan pada masyarakat," ujarnya.

Termasuk pula dengan menyampaikan informasi pada masyarakat dan perusahaan-perusahaan terkait pembangunan atau konstruksi rumah dan bangunan di sekitar. Sehingga, saat terjadi gempa masyarakat dapat tetap nyaman atau mungkin bisa tetap berlindung untuk sementara waktu di rumahnya.

"Hal itu tentunya dengan imbauan agar setiap rumah di daerah dengan risiko gempanya tinggi, dapat menyiapkan meja atau perabotan untuk berlindung," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement