REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- 188 WNI Anak buah kapal World Dream akan diobservasi di pulau tak berpenghuni, di Pulau Sebaru Kecil. Pulau tersebut terletak di gugus Kepulauan Seribu, Jakarta.
"Lokasinya di pulau kosong, aman, pulau yang tidak berpenghuni dan memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk observasi," ujar Menko PMK, Muhadjir Effendy dalam siaran pers, Senin (24/2).
Ia menuturkan, evakuasi 188 ABK akan dilakukan secara transfer dari Kapal World Dream ke Kapal Rumah Sakit dr. Soeharso milik TNI. "Estimasi pemindahan boat to boat akan dilakukan pada tanggal 26 Februari jam 10.00 di Selat Durian dan akan tiba di Pulau Sebaru Kecil 28 Februari sekitar pukul 09.00 WIB," ujar Muhadjir.
Muhajir melanjutkan, observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, akan dilaksanakan selama 14 hari sejak kedatangan di pulau tersebut. Prosedur yang sama dilakukan saat observasi WNI dari Wuhan, di Pulau Natuna beberapa waktu lalu.
Tim gabungan yang sudah berpengalaman dan terlatih melakukan observasi di Natuna akan ditugaskan untuk menangani ini. Sedangkan alasan dipilihnya Pulau Sebaru Kecil, kata Muhadjir selain karena pulau tersebut tidak berpenghuni juga di sekeliling pulau juga tidak berpenghuni sehingga dianggap aman.
"Dulunya pulau ini adalah tempat rehabilitasi narkoba. Fasilitasnya lengkap, ada AC-nya juga sama seperti waktu observasi di Natuna dan kita akan pastikan mereka nyaman," jelas Muhadjir.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menambahkan bahwa pemerintah akan fokus mengevakuasi WNI di kapal pesiar World Dream terlebih dahulu karena dianggap memiliki risiko paling kecil. Menurut Terawan, 188 WNI ABK yang akan dievakuasi dari Kapal World Dream dalam keadaan sehat dan sudah mengantongi sertifikat sehat dari Hongkong dan jaminan sehat dari pihak Kapal World Dream.
"Kita konsentrasi semua untuk World Dream karena itu yang sudah paling dekat dengan kita. Arahan Presiden semua harus dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian. Beberapa skenario juga sudah kita siapkan, semoga semua bisa berjalan dengan baik," ujar Terawan.
Selain dari kapal World Dream pemerintah juga masih berupaya untuk mengevakuasi WNI dari kapal pesiar Diamond Princess di Pelabuhan Yokohama, Jepang. Saat ini, pemerintah Indonesia masih berkomunikasi dengan otoritas pemerintah Jepang terkait proses pemulangan WNI tersebut.
Terawan menjelaskan bahwa pemerintah berupaya untuk menjaga agar 264 juta jiwa penduduk Indonesia selamat dari wabah virus Covid-19, di samping tetap memberikan perhatian kepada WNI yang ada di Jepang. Menurutnya pemerintah Indonesia sangat berhati-hati dan tidak tergesa-gesa agar bisa melaksanakan evakuasi dengan baik.
"Kita hati-hati. Negara kita sangat berhati-hati dan mengikuti kaidah-kaidah apa yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan itu akan kita lakukan dengan tertib dan ketat," ujarnya.
Seperti diketahui, kapal Diamond Princess telah menjalani proses karantina usai sejumlah penumpang maupun awaknya positif terinfeksi virus Covid-19, termasuk sembilan WNI dari Indonesia. Kesembilan WNI tersebut kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Jepang.
Kepala BNPB Doni Monardo juga turut meninjau Kapal dr. Soeharso di Surabaya. BNPB menyatakan siap mendukung pemulangan WNI baik melalui jalur laut maupun udara.
Doni juga melihat detail seluruh bagian kelengkapan sarana dan prasarana kapal. Doni ingin memastikan seluruh fasilitas dan kelengkapan telah siap dan dapat ditugaskan sebagaimana mestinya, seperti memeriksa puluhan kasur lipat yang telah disiagakan, ruang Unit Gawat Darurat, ruang ICU, ruang post operasi (RR), ruang bedah, ruang poliklinik, ruang Penunjang Klinik dan dua ruang perawatan.