REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi santai turunya elektabilitas Anies Baswedan. Berdasarkan hasil survei terbaru, elektabilitas gubernur DKI Jakarta itu surut menyusul banjir yang melanda ibu kota dalam beberapa waktu terakhir.
"Kalau ada survei sampaikan ada korelasi dengan banjir itu menarik sebenarnya karena berarti harapan publik begitu tinggi ke Anies Baswedan," kata Juru Bicara PKS Indra di Jakarta, Senin (24/2).
Menurutnya, turunnya tingkat keterpilihan itu dengan sebab demikian berarti masyarakat menaruh ekpektasi lebih kepada Anies Baswedan. Indra berkelakar dan menilai wajar jika Anies yang disalahkan akibat musibah banjir yang bahkan terjadi di beberapa daerah.
"Banjir Semarang Anies disalahhi, banjir ibu kota baru Anies juga disalahhi ini artinya sinyal sebenernya. Benci itu kadang titpis antara benar benar cinta," ujarnya lagi..
Hasil riset Politika Research and Consulting (PRC) dan Parameter Politik Indonesia (PPI) menangkap surutnya elektabilitas Anies Baswedan. Tingkat keterpilihan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu kini sebesar 7,8 persen berada di bawah Ganjar Pranowo.
Survei PRC dan PPI dilakukan terhadap 2197 responden yang tersebar secara proporsional pada 22 desa/kelurahan. Survei dilakukan pada awal Februari 2020 menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Margin of error survei sebedar 2,13 persen.
Meski demikian, Indra mengatakan partainya saat ini tidak mau ambil pusing terkait survei elektabilitas yang terjadi terhadap Anies. Dia mengatakan, momentum Pilpres 2024 masih terlalu jauh untuk dibicarakan.
"Buat kami, yang pasti kami tidak punya pilihan siapa dan siapa karena tadi sepakat masih terlalu jauh. Buat PKS kami kerja dulu," kata Indra.
Sementara berdasarkan riset yang dilakukan Indobarometer, hanya 4,1 persen publik yang menilai Anies berhasil mengatasi banjir Jakarta. Pengentasan banjir yang dilakukan Anies dinilai kalah jauh jika dibandingkan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama saat menduduki kursi serupa.
Saat menjadi gubernur, sebesar 25 persen masyarakat menilai Jokowi berhasil mengentaskan masalah banjir di ibu kota. Sementara, sebanyak 42 persen publik berpendapat bahwa Basuki alias Ahok sukses menangani banjir di Jakarta.
Survei dilakukan pada 9 hingga 15 Januari 2020. Responden diambil dari 34 provinsi secara nasional. Jumlah responden sebanyak 1200 orang dengan margin of error 2,83 perseb pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Metode penarikan sampel menggunakan miltistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan responden menggunakan kuisoner dengan pertanyaan diajukan secara terbuka.