REPUBLIKA.CO.ID,IDLIB -- Komisi PBB untuk Pengungsi mencatat ada 3.585.209 pengungsi Suriah teregistrasi hingga 30 Januari 2020 lalu. Pada bulan sebelumnya, Desember 2019, eksodus pengungsi Suriah disebut PBB mencapai 900.000 ribu jiwa.
Tim Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT), Firdaus Guritno melaporkan, setiap hari selalu ada pengungsi internal Suriah yang memadati kamp pengungsian di kota Idlib. Ia menyebut, sejumlah keluarga harus berjejal di dalam tenda karena tidak ada lagi tempat berteduh.
“Kondisi terkini pengungsi semakin membludak di bagian utara Idlib. Jutaan pengungsi kini harus berbagi tempat dengan ratusan pengungsi yang datang dari Saraqib dan wilayah Idlib Selatan lain,” kata Firdaus dikutip dari laman resmi ACT, Selasa (25/2).
Sementara itu, ACT sedang menyiapkan Rumah Yatim Suriah di Kota Reyhanli, Turki, yang berbatasan langsung dengan Idlib. Kompleks Rumah Yatim ini akan dibangun dengan model prefabrikasi ditargetkan menampung 80-100 keluarga. Perhitungannya satu keluarga terdiri dari lima anak dan satu orang tua.
“Kami tengah berikhtiar membangun Rumah Yatim yang tidak hanya sebagai tempat tinggal, namun juga dilengkapi dengan fasilitas belajar dan bermain, seperti fasilitas ruang kelas,” lanjut Firdaus.
Bukan hanya di Idlib, pengungsi Suriah di Kota Afrin yang terletak di Barat Laut Turki juga harus sekuat tenaga bertahan di musim dingin yang mematikan. Salah satunya keluarga Iman Ahmed Laila.
Iman mempunyai seorang bayi perempuan berusia 18 bulan. Petugas medis Suriah mengatakan, bayi tersebut telah meninggal sebelum tiba di pusat kesehatan Al-Shifa, sebagaimana dikabarkan Anadolu Agency.
Diketahui, sejumlah bayi dan anak Suriah di tenda pengungsian terbujur kaku. Mereka tidak sanggup menghadapi musim dingin yang mematikan.