Selasa 25 Feb 2020 17:24 WIB

Waduh! Inisiator Susur Sungai Malah tak Turun ke Sungai

Inisiator utama susur sungai izin meninggalkan lokasi karena ada kerjaan lain.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Teguh Firmansyah
Tersangka Kasus Susur Sungai. Tersangka kasus musibah susur Sungai Sempor IYA memberikan keterangan saat gelar perkara di Polres Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/2).
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tersangka Kasus Susur Sungai. Tersangka kasus musibah susur Sungai Sempor IYA memberikan keterangan saat gelar perkara di Polres Sleman, Yogyakarta, Selasa (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tiga pembina pramuka SMPN 1 Turi berinisial IYA, DDS dan R menjadi inisiator kegiatan susur sungai 249 siswa di Sungai Sempor. Ironisnya, dari tujuh pembina, justru mereka bertiga yang tidak turun ke sungai mendampingi.

Wakapolres Sleman, Kompol M Akbar Bantilan mengatakan, pembina pramuka SMPN 1 Turi sama sekali tidak melakukan persiapan-persiapan susur sungai. Padahal, mereka merupakan orang yang menginisiasi kegiatan itu dilaksanakan.

Baca Juga

Belum lagi, 249 siswa-siswa yang mengikuti kegiatan itu tentu akan taat melaksanakan apa pun yang diperintahan pembina-pembina.  Sehingga, sekalipun gejala alam sudah terbaca, mereka menurut saja ketika disuruh susur sungai.

Berdasarkan fakta, kata Akbar, dari tujuh pembina hanya empat (di luar tiga inisiator) yang ikut turun ke Sungai Sempor.

"Untuk tiga tersangka mereka jadi penentu kegiatan tapi mereka justru bahkan tidak ikut, padahal ide, lokasi, mereka yang meyakinkan," kata Akbar, Selasa (25/2).

Parahnya lagi, lanjut Akbar, tersangka IYA yang merupakan guru olah raga SPMN 1 Turi dan inisiator utama lokasi susur sungai tidak ada di sekolah. Penyelidikan menemukan IYA malah tinggalkan lokasi karena ada kerjaan lain.

"Tidak ikut turun karena ada kerjaan, transfer, kembali setelah kejadian, baru ikut gabung melakukan langkah-langkah pertolongan," ujar Akbar.

Padahal, jika mereka ikut sekalipun, cuma ada tujuh pembina pramuka yang bertugas menolong 249 siswa terseret air.  Jangankan melindungi, empat pembina dewasa yang ikut itu saja kerepotan melindungi diri sendiri.

"Mereka (pembina) terseret sekitar 50 meter, mengurus diri sendiri saja tidak bisa apalagi membawa 249 orang lain," kata Akbar.

Ia memastikan, penyelidikan mendapai pembina-pembina pramuka ini tidak melakukan upaya-upaya pencegahan. Padahal, banyak saksi yang membenarkan jika ketika mereka berangkat ke Sungai Sempor hujan sudah mulai turun.

Akbar menambahkan, selain pembina, korban dan masyarakat, Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana, sudah dilakukan pemeriksaan. Sejauh ini, Tutik disebut tidak mengetahui pelaksanaan susur sungai di Sungai Sempor itu.

Tapi, ia menekankan, pemeriksaan masih terus dilakukan. Karenanya, tidak menutup kemungkinan tersangka bertambah mengingat Polisi masih akan memeriksa saksi lain, termasuk mendengarkan pendapat ahli.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement