REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) sedang menyelesaikan pembangunan pabrik Dimethyl Ether (DME) bersama PT Bukit Asam (PTBA). Namun, untuk bisa memproduksi DME sebagai subtitusi elpiji maka perusahaan perlu membangun empat pabrik lagi.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan untuk satu pabrik DME saja, Pertamina perlu menggelontorkan dana sebesar 2,5 miliar dolar AS. Kedepan, untuk bisa membangun empat pabrik lagi, maka perlu kebutuhan investasi mencapai 10 miliar dolar AS.
"Kami sudah berhitung. Untuk bisa membebaskan ketergantungan atas impor elpiji, maka perlu ada produksi DME yang besar. Nah, kita butuh empat lokasi lagi dengan satu lokasi satu pabrik berkapasitas satu juta ton DME," ujar Nicke di DPR, Selasa (25/2).
Nicke merinci saat ini pembangunan pabrik DME bersama PTBA sudah disepakati akan dibangun di Tanjung Enim. Nantinya, pabrik ini akan menyerap 6 juta ton batubara kalori rendah dan menghasilkan 4,1 juta metrik ton produk DME.