Selasa 25 Feb 2020 19:13 WIB

Penolong Siswa SMPN 1 Turi Merasa Berat Terima Penghargaan

Uang penghargaan yang diterima akan dibagikan kepada warga.

Red: Andi Nur Aminah
Suasana saat petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor (ilustrasi)
Foto: Antara
Suasana saat petugas melakukan penyisiran lanjutan untuk mencari sejumlah anggota pramuka SMP N 1 Turi yang tenggelam di Kali Sempor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mbah Sudiro dan Sudarwanto alias Kodir, yang menolong siswa SMPN 1 Turi di Sleman yang hanyut saat mengikuti kegiatan susur sungai pada 21 Februari, merasa berat menerima penghargaan dari Kementerian Sosial pada Selasa (25/2). "Sangat berat menerima, karena yang kerja bukan hanya saya, tapi masyarakat semua. Kebetulan yang tercatat saya sama Mas Kodir," kata Mbah Sudiro usai menerima penghargaan di Sleman.

Dia pun akhirnya memutuskan, uang penghargaan yang diterima akan dibagikan kepada warga yang ikut membantu. Mbah Sudiro berencana membagikan sebagian uang penghargaan senilai Rp 10 juta dari Kementerian Sosial kepada warga yang ikut menolong siswa SMPN1 Turi yang hanyut di Sungai Sempor. Selain itu juga akan memberikan sebagian untuk kas rukun tetangga di tempat tinggalnya. "Ini nanti saya bagikan dan saya sumbangkan untuk membangun masjid," katanya.

Baca Juga

Sebagaimana Mbah Sudiro, Kodir mengaku tidak sanggup menerima penghargaan sendiri. "Enggak sanggup saya sebenarnya menerima ini. Niatnya kan karena kemanusiaan," katanya.

Kisah heroik penyelamatan yang dilakukan oleh Kodir dan Mbah Sudiro menjadi sorotan publik dan media massa. Mbah Sudiro yang usianya sudah 72 tahun rela turun ke sungai untuk menolong siswa SMPN Turi yang hanyut di Sungai Sempor saat mengikuti kegiatan susur sungai pada 21 Februari. Mbah Sudiro sedang membersihkan makam saat mendengar teriakan siswa dari kejauhan.