REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengupayakan penanganan warga dan wilayah terdampak banjir. Meski, telah ada penurunan debit air, setelah sejumlah wilayah di Jabodetabek tergenang air pada Selasa (25/2) akibat hujan yang mengguyur Jakarta sejak Senin (24/2) malam.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan upaya penanganan tersebut masih terus diupayakan meski ada penurunan cukup signifikan debit air di Pintu Air Manggarai dari 965 cm pada Selasa pagi menjadi 850 cm pada Selasa sore. Selain itu, jumlah genangan dari awalnya 294 RW yang turun ke 236 RW.
"Kemudian ruas jalan jakarta itu 1.522, ada 72 ruas jalan yang masih tergenang, artinya permukaan airnya di atas 30 cm, artinya tidak bisa dilewati," kata Anies di Jakarta Selasa.
"Kemudian untuk sekolah yang hari ini terdampak ada 375 sekolah kira-kira 4,7 persen dari total sekolah yang ada di Jakarta. Dan untuk pengungsi ada 74 lokasi pengungsian. Jumlah pengungsi tidak fix karena mereka datang dan pergi. Berkisar 12 ribu hingga 15 ribu. Namun Dinas Sosial menyiapkan makanan yang cukup untuk semuanya," kata Anies.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta Irmansyah mengatakan pihaknya telah melakukan melakukan koordinasi dengan Suku Dinas Sosial dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di wilayah terdampak banjir terkait aktivitas penanganan sekaligus mengamati situasi terkini. "Kami kerahkan Tagana dan Tim Kampung Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 84 lokasi," kata dia.
Mereka bertugas untuk melakukan pendataan korban, evakuasi korban ke tempat yang aman. Khususnya, kepada kelompok rentan yaitu lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya.
"Kemudian ada pelayanan dapur umum lapangan dan layanan dukungan psikososial untuk pemenuhan kebutuhan dasar penyintas yang berada di lokasi pengungsian. Serta pendirian tenda tempat mengungsi/ shelter," kata Irmansyah.
Secara lebih rinci, dapur umum yang telah disiagakan total sebanyak enam unit. Terdiri dari satu unit di Dinas Sosial dan lina unit di Sudin Sosial, serta 84 unit dapur umum mandiri yang dikelola masyarakat peduli bencana dan ditempatkan di kelurahan rawan bencana (KSB).
Persebaran titik lokasi dapur umum di lima wilayah Kota Administrasi Jakarta sebagai berikut; Jakarta Pusat sebanyak 12 KSB dan satu Dapur Mandiri, Jakarta Utara sebanyak 18 KSB dan satu Dapur Mandiri, Jakarta Barat sebanyak 18 KSB dan empat Dapur Umum Mandiri, Jakarta Selatan sebanyak 19 KSB dan tujuh Dapur Mandiri dan Jakarta Timur sebanyak 17 KSB dan enam Dapur Mandiri.
Terkait Sarana dan Prasarana telah disiagakan mobil RTU, mobil dapur umum lapangan, mobil tangki air, mobil truk, mobil dapur air lapangan, mobil operasional makanan siap saji, motor trail, perahu, tenda pengungsi dan mobil operasional barang. Dinsos DKI Jakarta juga telah mendistribusikan sejumlah bantuan pokok seperti makanan siap saji, beras, mie instan, selimut, pampers, pembalut wanita, perlengkapan mandi, pakaian, perlengkapan pengungsi (tenda, terpal, matras) dan lain sebagainya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Subejo menyampaikan kolaborasi penanganan banjir dilakukan bersama berbagai macam pihak untuk meringankan beban warga terdampak. "Para pengungsi sebelumnya telah berhasil dievakuasi oleh Disgulkarmat, pihak kepolisian, satpol, basarnas, dan relawan terkait, serta telah dilakukan penyaluran logistik dari BPBD dan Dinas Sosial. Sementara penanganan banjir juga telah berhasil dilakukan atas kerja sama PPSU Kelurahan dan Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta," ucap Subejo.