Rabu 26 Feb 2020 12:00 WIB

Bisnis Hotel di Iran Merugi Akibat Wabah Virus Corona

Hanya 30 persen hotel di Qom, Iran, yang beroperasi saat ini.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah pengunjung berjalan di Masjid Ali di Najaf, Iran, Selasa (25/2). Wabah virus korona telah memukul bisnis hotel di Iran.
Foto: AP Photo/Anmar Khalil
Sejumlah pengunjung berjalan di Masjid Ali di Najaf, Iran, Selasa (25/2). Wabah virus korona telah memukul bisnis hotel di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Wabah virus corona telah memukul bisnis hotel di Qom, Iran. Kepala Asosiasi Hotel dan Hostel Qom, Ahmed Fellahiyan mengatakan, hampir semua pesanan hotel telah dibatalkan dan tidak ada wisatawan yang datang ke Iran.

"Tidak ada wisatawan yang tersisa di Qom karena wabah virus corona. Pemesanan semuanya dibatalkan. Hanya 30 persen hotel yang beroperasi sekarang," ujar Fellahiyan, dilansir Anadolu Agency, Rabu (26/2).

Fellahiyan menambahkan bahwa tempat pernikahan dan restoran yang melayani wisatawan juga ditutup. Pada Selasa, jumlah kematian di Iran akibat virus corona meningkat menjadi 16.

Sebelumnya, kantor berita semiresmi Iran, ILNA melaporkan, wakil menteri kesehatan Iran dinyatakan positif tertular virus corona. Juru bicara kementerian kesehatan dalam wawancara dengan televisi negara membenarkan bahwa Wakil Menteri Kesehatan, Iraj Harirchi, telah terinfeksi.

"Harirchi saat ini sedang dikarantina," ujar juru bicara tersebut.

Secara terpisah, Dekan Fakultas Kedokteran di Qom, Mohammed Reza Qadir dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dia mengungkapkan kondisinya melalui sebuah pesan video. Qadir diketahui merupakan menantu salah satu tokoh agama terkemuka Iran, Ayatollah Javadi Amuli.

Di China, jumlah kematian akibat wabah virus korona mencapai 2.663, dengan lebih dari 77.600 kasus dikonfirmasi. Virus korona telah menyebar ke lebih dari 25 negara lain termasuk AS, AS, Singapura, Perancis, Rusia, Spanyol, dan India. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah itu sebagai darurat kesehatan internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement