Rabu 26 Feb 2020 13:07 WIB

Pengamat: Presiden tak Harus Tunggu 10 Bulan untuk Reshuffle

Jokowi punya evaluasi menteri sehingga wajar kalau ia melakukan reshuffle kabinet.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio
Foto: Kementan
Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia Hendri Satrio menilai tidak jadi soal jika Presiden Joko Widodo kemudian merombak kabinetnya (reshuffle) sebelum 10 bulan di periode kedua. Ini mengacu reshuffle yang dilakukan Jokowi di periode pertama 2014-2019 yang baru dilakukan setelah bulan ke-10 Pemerintahan berjalan.

Menurut Hendri, presiden tidak perlu menunggu waktu yang sama jika memang ada hal yang perlu diperbaiki dalam Kabinet Indonesia Maju. "Presiden kalau memang sudah punya evaluasi, lalu mau diputar kek, mau di-reshuffle kek terserah beliau, waktunya nggak harus nunggu bulan ke-10, lebih cepat, ya, nggak apa apa juga," ujar Hendri melalui pesan singkatnya kepada wartawan, Rabu (26/2).

Baca Juga

Hendri mengatakan hal itu setelah berembusnya isu perombakan kabinet menteri pascapertemuan Presiden Joko Widodo dan pegiat media sosial atau influencer beberapa waktu lalu. Menurut Hendri, sejak awal ia menilai ada beberapa pos menteri yang seperti diujicobakan oleh Jokowi.

Karena itu, ia menilai wajar jika dilakukan evaluasi oleh Jokowi. "Saya yakin presiden Jokowi pasti punya evaluasi masing masing menteri, kalau kemudian beliau melakukan reshuflle ya terserah saja," ujarnya.

Selain itu juga, ia juga meyakini jika nantinya terjadi perombakan kabinet, bukan karena mengikuti keinginan relawan. "Saya yakin juga presiden Jokowi nggak mungkin reshufle cuma karena ikutin relawan, saya yakin karena keputusannya sendiri," ujarnya.

photo
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin rapat terbatas lanjutan pembahasan dampak virus Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (25/2/2020). (Antara/Sigid Kurniawan)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut sejumlah menterinya masih perlu beradaptasi dalam bekerja. Ia pun meminta masyarakat agar memaklumi terlebih dahulu jika kinerja menterinya masih belum baik. 

Hal ini disampaikan Jokowi saat bertemu dengan pegiat media sosial di Istana Bogor pada Selasa (18/2) kemarin. "Apa-apa perlu penyesuaian. Ada yang cepat beradaptasi, ada yang tidak. Mohon sedikit dimaafkan dulu," kata Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengutip pernyataan Presiden Jokowi, Ahad (23/2). 

Namun pada hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menegaskan belum memiliki rencana untuk merombak susunan menteri dalam Kabinet Indonesia Maju. Isu reshuffle memang sempat bergulir pascapertemuan antara presiden dan sejumlah pegiat media sosial di Istana Bogor pada pekan lalu.

"Sampai detik ini saya dan pak wapres belum berpikir ke sana," ujar Jokowi usai menghadiri laporan tahunan Mahkamah Agung, Rabu (26/2).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement