Rabu 26 Feb 2020 14:03 WIB

India Jadi Negara dengan Kualitas Udara Terburuk di Dunia

Dari daftar 30 kota dengan udara terburuk di dunia, 21 di antaranya ada di India.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nora Azizah
Sebanyak 21 kota di India masuk dalam daftar 30 kota paling tercemar di dunia pada 2019 (Foto: ilustrasi kepadatan kota New Delhi, India)
Foto: Flickr
Sebanyak 21 kota di India masuk dalam daftar 30 kota paling tercemar di dunia pada 2019 (Foto: ilustrasi kepadatan kota New Delhi, India)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kota-kota di India menempati peringkat teratas sebagai kota paling tercemar di dunia. Sebanyak 21 kota di India masuk dalam daftar 30 kota paling tercemar di dunia pada 2019.

"Dari 30 kota paling tercemar di dunia selama 2019, 21 berlokasi di India, 27 di Asia Selatan, dan semua 30 kota teratas paling tercemar berada di Asia," ujar laporan World Air Quality Report, yang dirilis oleh IQ AirVisual yang berbasis di Swiss.

Baca Juga

Berdasarkan laporan itu, sekitar 90 persen populasi global menghirup udara yang melebihi target paparan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Laporan tersebut mengindikasikan bahwa polusi udara diperkirakan berkontribusi terhadap tujuh juta kematian prematur setiap tahun.

"Secara regional, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Barat secara keseluruhan memikul polusi partikel halus (PM2.5) tertinggi," kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa hanya enam dari 355 kota di kawasan itu yang memenuhi target WHO.

Secara keseluruhan, Ghaziabad, Hotan, Gujranwala, Delhi, dan Faisalabad di Pakistan terdaftar sebagai lima kota paling tercemar polusi pada 2019. Sementara itu, Bangladesh adalah negara yang paling tercemar diikuti oleh Pakistan, Mongolia, Afghanistan, dan India.

Bosnia dan Herzegovina terdaftar sebagai negara dengan peringkat tertinggi di Eropa dan merupakan negara ke-14 yang paling tercemar di dunia. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa perubahan iklim dan polusi udara menjadi penyebab tercemarnya udara. Oleh karena itu, pemangu kebijakan harus melakukan tindakan dalam memerangi emisi gas rumah kaca.

"Data kualitas udara 2019 menunjukkan indikasi yang jelas bahwa perubahan iklim dapat secara langsung meningkatkan risiko paparan polusi udara, melalui peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan dan badai pasir," kata laporan itu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (26/2).

Di negara-negara yang kurang berkembang, 98 persen anak-anak balita menghirup udara beracun. Menurut lapran WHO pada 2018, polusi udara adalah penyebab utama kematian anak-anak di bawah usia 15 tahun, dan menewaskan 600 ribu anak setiap tahun. Menurut Bank Dunia, kematian dini akibat polusi udara menelan biaya sekitar 5 triliun dolar AS di seluruh dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement