Rabu 26 Feb 2020 14:39 WIB

AEON Diserang Saat Banjir Jakarta, Delapan Jadi Tersangka

Delapan warga dari Kelurahan Cakung jadi tersangka pengrusakan mal AEON pada Selasa.

Anggota polisi berjaga di Aeon Mall pascakerusuhan di Cakung, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020).
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Anggota polisi berjaga di Aeon Mall pascakerusuhan di Cakung, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang, Zainur Mashir Ramadhan

Polisi mengamankan 24 orang terkait pengerusakan AEON Mal Jakarta Garden City (JGC), Cakung, Jakarta Timur pada Selasa (25/2). Sebanyak delapan orang warga Kelurahan Cakung itu terbukti melakukan pengrusakan dan ditetapkan sebagai tersangka.

Baca Juga

“Kronologi masih seperti kemarin, perkembangannya, sudah diamankan 24 orang, dan delapan di antaranya dikukuhkan sebagai tersangka,” ujar dia Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Arie Ardian kepada Republika, Rabu (26/2).

 

Ia menyangkal anggapan bahwa dari 24 orang yang ditangkap itu hanya partisipan kerusuhan. Sebab, pihak yang diamankan itu memang terlihat melakukan pengerusakan. Namun demikian sambungnya, hanya delapan yang ditetapkan menjadi tersangka.

Arie menyatakan, selain dari delapan tersangka itu, 15 orang lainnya disebut telah menjalani pemeriksaan di Mapolresta. Berdasarkan informasi, delapan tersangka yang ditetapkan, berinisial AW, SA, HR, AB, IF, DA, AAS, FAS.

“Pasal yang dikenakan hanya 170 KUHP,” ungkap dia.

Dia menegaskan, awal pemicu penyerangan dikarenakan pengelolaan pembuangan air. Di mana, air dari kawasan pengembang termasuk beberapa RW di permukiman warga masuk ke waduk JGC.

“Alhasil, ketika daya tampungnya tidak mampu menyimpan curah hujan yang tinggi, itu mengakibatkan beberapa permukiman warga terkena banjir,” ujar dia.

Dia menambahkan, warga yang awalnya datang untuk menemui pihak manajemen, mendapati kesalahpahaman. Di mana dari sebagian warga yang diketahui itu, menyerang Club House dan berlanjut ke mal.

“Inti kejadian ada di situ,” tambah dia.

photo
Sejumlah petugas memeriksa kerusakan pasca kerusuhan di Aeon Mall Cakung, Jakarta Timur, Selasa (25/2/2020).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus pada Selasa menerangkan, ada sekitar 200 warga yang mendatangi AEON Mal. Menurutnya, para warga itu menuding pembangunan mal dan kompleks perumahan di wilayah itu menjadi penyebab banjir di permukiman warga.

"Warga kesal karena pihak manajemen belum bisa ditemukan untuk dilakukan mediasi," kata Yusri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta.

Yusri mengungkapkan, pada saat yang bersamaan Polres Jakarta Timur, Polsek Cakung, serta Brimob menerjunkan sekitar 100 personel untuk mengamankan lokasi kejadian. Sebab, warga mulai merusak sejumlah rambu, pagar, dan pos parkir yang berada di belakang mal. Selain itu, salah satu kaca restoran pun dirusak warga. Personel kepolisian pun mendorong massa untuk keluar dari mal.

Sekitar pukul 10.00 WIB, sambung Yusri, pihak manajemen JGC, Arif menemui warga. Kepada warga, Arif menjelaskan, waduk dan saluran irigasi yang ada di JGC sudah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jakarta dan Suku Dinas Tata Air setempat.

"Warga menanyakan Amdal pembangunan perumahan," ungkap Yusri.

Yusri menuturkan, luapan air yang berasal dari waduk dan saluran irigasi tersebut merendam perumahan warga di RW 06, 07, 09, dan 10. Sekitar pukul 11.00 WIB, sambung Yusri, pihak manajemen JGC lainnya, yakni Fitrah, menemui perwakilan warga di kantornya. Dalam pertemuan itu, warga bersikukuh bahwa waduk dan saluran irigasi itu masih milik JGC.

Mediasi tersebut diperkirakan selesai sekitar pukul 11.40 WIB. Yusri menyebut, warga yang berkumpul itu pun telah membubarkan diri. Meski demikian, kata Yusri, anggota kepolisian masih berjaga di mal AEON.

Warga Garden City, Jakarta Timur, Wilson (71 tahun) mengatakan, awal mula penyerangan tak terjadi di Mall Aeon. Melainkan di Club House Garden City yang berada tak jauh  dari Mal.

"Awalnya mungkin mereka mengira kantor pengelola ada di sana. Padahal, sudah pindah. Itu bangunannya," Ujar dia kepada Republika, Selasa (25/2) sambil menunjuk bangunan.

Dia melanjutkan, sekira pukul 09.00 WIB, warga yang disebut meminta kejelasan mendapati kesalah pahaman dengan security club House. Alhasil, menurut dia, penyerangan ratusan warga yang mayoritas berasal dari Tambun itu, beralih ke Mal.

"Itu setelah perusakan dan penyerangan dari Club House. Jumlah masanya mungkin sampai 500 orang," Tutur dia sambil berolahraga sore.

Wilson menyebut, petugas keamanan yang berasal dari Club House juga sempat melarikan diri ke permukiman warga. Menurut Wilson, hal itu terjadi ketika para warga, termasuk dia sedang khawatir akan kerusuhan itu, dan memilih melindungi propertinya.

"Waktu itu saya juga kebetulan lagi mindahin mobil saya," Kata dia.

Wilson menambahkan, awal kerusuhan yang terjadi pada pukul 09.00 itu, tak langsung diamankan kepolisian. Sebaliknya, menurut dia, kepolisian baru tiba di lokasi sekira pukul 10.00.

"Untungnya rusuh di mal sudah reda sejak siang tadi. Jadi warga sekitar merasa aman juga," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement