REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi II DPR Ahmad Doli Kurnia Tanjung meminta Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, untuk lebih hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Sebab, pernyataan dari Yudian akan menjadi sorotan setelah sejumlah kontroversinya.
"Lebih baik banyak bekerja daripada banyak mengeluarkan statement, karena tantangannya ke depan badan ini menjadi badan yang sangat strategis," ujar Doli, Rabu (26/2).
Kehati-hatian diperlukan Yudian, karena saat ini memang ada oknum-oknum yang terkadang memelintir pernyataan pejabat pemerintahan. Sebab, Komisi II sendiri telah menerima penjelasan dari BPIP bahwa agama bukanlah musuh Pancasila.
"Karena BPIP ini posisinya sangat penting dan strategis ya. Karena kami menilai bahwa salah satu yang membuat bangsa indonesia ini tetap utuh," kata Doli.
Dewan etik untuk BPIP juga dinilai belum diperlukan oleh lembaga tersebut. Sebab dalam rapat kerja dengan Komisi II beberapa waktu lalu, BPIP berniat membentuk tim untuk menyampaikan pernyataan resmi.
Sehingga, pernyataan yang keluar dari BPIP tak lagi berpolemik di masyarakat. Khususnya yang terkait dengan suku, agama, dan ras. "Tinggal kita bicara lebih lengkap tentang program-program apa yang harus dilakukan BPIP dalam rangka membumi kan Pancasila," ucapnya.
Sebelumnya, Yudian mengaku akan membentuk tim hubungan masyarakat (Humas). Hal itu dilakukan untuk menghindari pernyataan-pernyataan kontroversial yang dapat menyebabkan polemik di masyarakat.
"Saya akan membentuk humas. Saya mulai menahan diri kalau ada press release akan diedit dulu oleh tim," ujar Yudian di ruang rapat Komisi II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).
Dengan adanya tim tersebut, juga berguna untuk memberikan pernyataan resmi kepada media. Juga untuk menghindari pihak yang memelintir pernyataan Yudian. "Saya sudah mulai tidak bicara di depan publik seperti saran pada hari ini. Pribadi saya sudah tidak akan di depan lembaga. Ini saya sampaikan dengan tegas," ujar Yudian.