REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga negara Indonesia (WNI) kru kapal World Dream sudah dipindahkan ke KRI dr Soeharso dan sekarang sedang menuju Pulau Sebaru Kecil di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Di Pulau Sebaru, 188 WNI akan menjalani observasi selama 14 hari.
"Pemindahan dari Batam sudah dilakukan dari World Dream ke KRIdr Soeharso, sudah finish(selesai), sudah clear(beres)," kata kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto, Rabu (26/2).
Yurianto memperkirakan, KRI dr Soeharso, tiba di Sebaru Kecil sekitar dua hari lagi karena perjalanan dari Selat Durian, Kepulauan Riau, menuju Pulau Sebaru Kecil membutuhkan waktu sekitar 24 jam plus 17 jam. Di Pulau Sebaru Kecil, kata dia, sudah ada fasilitas observasi yang aman dan memenuhi standar kesehatan.
Observasi terhadap anak buah World Dream, menurut dia, dilakukan di fasilitas yang sebelumnya dirancang untukklinik rehabilitasi bagi pecandu narkoba di Sebaru Kecil. "Ada delapan bangunan inti yang besar dua lantai seperti cottage bisa menampung 200 orang. Ada aula, ruang makan, dapur dan mes," katanya.
World Dream cruise ship is docked at Kai Tak cruise terminal in Hong Kong, Wednesday, Feb. 5, 2020. A Hong Kong official says more than 3,600 people on board the cruise ship that was turned away from a Taiwanese port will be quarantined until they are checked for a new virus. (AP Photo/Vincent Yu)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan fasilitas untuk observasi WNI di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu lebih baik daripada fasilitas di Natuna.
"Fasilitas di Sebaru lebih bagus karena ini adalah rumah-rumah yang ada kamar-kamarnya. Fasilitas ini adalah tempat rehabilitasi narkoba yang sudah kosong," kata Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB Rustian saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, Rabu (26/2).
Rustian mengatakan, fasilitas di Sebaru tersebut berbeda dengan observasi di Natuna yang dilakukan di dalam hanggar yang di dalamnya dipasang tenda-tenda. Meskipun fasilitas secara fisik berbeda, Rustian menyebutkan logistik maupun personel yang dipersiapkan akan sama seperti di Natuna mulai dari peralatan, dokter ahli gizi, sanitasi, hingga psikolog.
"Fasilitas di Sebaru bisa menampung 250 orang. Tempatnya bagus dan besar. Untuk proses observasi, akan ada lebih dari 760 personel yang mendukung," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan sumber daya yang diperlukan untuk proses observasi di Pulau Sebaru Kecil sudah siap. Sumber daya tersebut dibawa menggunakan KRI Banda Aceh dari Komando Lintas Laut Militer.
Observasi di Pulau Sebaru Kecil akan dilaksanakan selama 14 hari sejak warga negara Indonesia anak buah kapal World Dream tiba di pulau tersebut. Selama dalam perjalanan di KRI dr Soeharso, mereka juga sudah akan mengalami pemeriksaan kesehatan karena kapal tersebut merupakan rumah sakit terapung.
Mencari Obat Corona