Rabu 26 Feb 2020 18:14 WIB

PM India Minta Muslim dan Hindu di Delhi Saling Tahan Diri

Kekerasan antara Muslim dan Hindu telah menelan korban jiwa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nashih Nashrullah
Anggota keluarga Rahul Solanki, yang terbunuh dalam bentrokan antara gerombolan Hindu dan Muslim yang memprotes undang-undang kewarganegaraan baru, menangis di luar kamar mayat di New Delhi, India, Rabu, 26 Februari 2020.
Foto: AP/Altaf Qadri
Anggota keluarga Rahul Solanki, yang terbunuh dalam bentrokan antara gerombolan Hindu dan Muslim yang memprotes undang-undang kewarganegaraan baru, menangis di luar kamar mayat di New Delhi, India, Rabu, 26 Februari 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Perdana Menteri India, Narendra Modi, meminta agar semua pihak yang bertikai di Delhi tetap tenang dan menahan diri. Pernyataan Modi tersebut mengacu pada bentrokan antara kelompok Muslim dan Hindu yang dipicu penolakan terhadap undang-undang kewarganegaraan (CAA).

"Kedamaian dan harmoni adalah etos kami. Saya memohon kepada saudara dan saudari saya di Delhi untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan," ujar Modi dalam cuitannya di Twitter.

Baca Juga

Bentrokan antara dua kelompok agama di Delhi terjadi bertepatan dengan kunjungan Presiden AS Donald Trump ke India. Kerusuhan terus menyebar di barat laut Delhi, termasuk Jafrabad, Babarpur, Brahmpuri, Taman Gorakh, Maujpur, Bhajanpura, Kabir Nagar, Chand Bagh, Gokulpuri, Karawal Nagar, Khajuri Khas, dan Kardampuri. Pengerahan pasukan besar-besaran dan pasukan paramiliter terlihat di beberapa daerah yang paling parah.

Saksi mata Reuters melihat gerombolan massa memegang tongkat, pipa dan batu berjalan di jalan-jalan di bagian timur laut Delhi pada hari Selasa. Terlihat kepulan asap hitam dari ban yang telah dibakar di daerah itu. Mobil pemadam kebakaran bergegas untuk memadamkannya. 

"Situasinya relatif lebih baik daripada kemarin di daerah-daerah yang dilanda kekerasan. Tidak ada orang-orang yang berbuat rusuh di jalanan dan kendaraan kami bisa masuk ke daerah itu," ujar Direktur Pemadam Kebakaran Delhi, Atul Garg.

Garg mengatakan, kendaraan pemadam kebakaran telah ditempatkan di wilayah konflik. Para pejabat senior pemadam kebakaran bersiaga di daerah tersebut.

Kekerasan yang terjadi di Delhi adalah yang terburuk sejak Perdana Menteri Narendra Modi mengeluarkan CAA. Undang-undang tersebut memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi dari semua agama di Asia Selatan, kecuali Muslim. Undang-undang ini kemudian memicu reaksi nasional.

CAA menimbulkan kekhawatiran karena dinilai diskriminatif terhadap Muslim, dan merusak pondasi sekuler India dengan menjadikan agama sebagai dasar kewarganegaraan. Aksi protes yang menolak CAA terus berlangsung di sejumlah wilayah di India sejak tiga bulan lalu.

Kekerasan di Delhi dipicu setelah pemimpin dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Kapil Mishra, yang menghasut gerombolan Hindu untuk menyingkirkan sekelompok Muslim yang memblokir jalan di Delhi. Kelompok Muslim itu diketahui sedang menggelar aksi protes terhadap CAA. Kelompok Muslim dan Hindu kemudian mulai saling melempar batu dan saling serang, sehingga memicu meningkatnya kekerasan hingga menimbulkan korban. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement