Kamis 27 Feb 2020 07:37 WIB

Uji Coba Aspal Formula E Diklaim Berhasil

Tim Dewas Komisi Pengarah masih menemukan sisa aspal di Monas.

Rep: Antara/ Red: Bilal Ramadhan
Kondisi lapisan aspal di area percobaan pengasopalan lintasan Formula E non permanen di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi lapisan aspal di area percobaan pengasopalan lintasan Formula E non permanen di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organizing Committee (OC) Formula E mengklaim pengelupasan uji coba aspal di Monumen Nasional (Monas) dinilai berhasil. Hal ini setelah uji coba selama empat hari berada di kawasan tenggara ikon Jakarta itu.

"Secara umum, hasil uji coba pengaspalan memuaskan. Adapun keputusan akhir apakah geotekstil (lembaran tipis) atau sandsheet (hamparan pasir) yang dipilih untuk pengaspalan laga Formula E belum dapat dipastikan hari ini. Kami perlu waktu untuk rapat berikutnya," kata Deputi Bidang Teknis OC Formula E Jakarta Wisnu Wardhana, Rabu (26/2).

Ada tiga tahap yang dilakukan oleh OC Formula E untuk memastikan uji coba pengelupasan aspal di Monas berhasil. Pertama, dalam fase persiapan pengelupasan diadakan uji geser menggunakan truk yang beroperasi di atas aspal dengan berat yang terukur seusai itu dilakukan pengereman di atas aspal. Tujuannya untuk melihat kekuatan aspal yang sudah melekat di batu besar (cobblestone) itu terhadap gesekan.

Kedua, tahap mengelupas atau membongkar aspal dengan alat bernama cold milling machine. Fase itu bertujuan untuk mengecek kemudahan aspal dikelupas dan efeknya terhadap batu besar (cobblestone) Monas.

Pada tahap terakhir, yaitu membersihkan aspal di atas hamparan cobblestone yang sebelumnya terlapisi aspal. Hasilnya, cobblestone bisa kembali seperti sedia kala.

Untuk diketahui, pelapisan cobblestone dengan aspal dilakukan dengan dua material pelapis berbeda. Material pertama adalah hamparan pasir (sandsheet) 10 m x 4 m dan material kedua geotekstil 5 m x 4 m.

Di atas kedua lapisan itu dihampar aspal kasar (binder) tanpa melapisinya dengan aspal halus. Nantinya, aspal halus baru akan digunakan pada pengaspalan untuk kebutuhan sirkuit pada waktunya.

Dalam proses pengelupasan aspal yang diujicobakan, Jakarta Propertindo menggandeng ahli dari Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia Institut Teknologi Bandung (LAPI ITB). Formula E di Jakarta akan diselenggarakan pada 6 Juni 2020 di area Monas dengan anggaran sebesar Rp 1,6 triliun dari Pemprov DKI Jakarta.

Sebelumnya, Komite Penyelenggara (Organizing Committee/OC) Formula E melakukan uji coba pelapisan aspal seluas 60 meter persegi di atas cobblestone bagian tenggara Silang Monas, Jakarta Pusat, sejak Sabtu (22/2).

Meski dilakukan uji coba pengaspalan untuk Formula E m, masyarakat yang berkunjung ke Monas tetap dapat melintasi lahan uji coba tersebut. Dalam tahap perencanaan, pengaspalan cobblestone di Monas yang menjadi arena untuk ajang balap mobil listrik akan dimulai pada Maret 2020 dengan target pengerjaan selama 1,5 bulan. Kawasan-kawasan yang akan diaspal di antaranya Monas bagian barat daya, barat, selatan, sedikit timur, hingga tenggara.

Wisnu menjelaskan, uji coba pengelupasan ini merupakan standar yang diterapkan oleh FIA Formula E di setiap lokasi yang digunakan untuk berlomba seperti di Roma dan Paris. "Di Paris, sirkuit Formula E mengitari situs Les Invalides yang umurnya 350 tahun. Maka, setiap selesai gelar Formula E, aspalnya dikelupas dan kembali seperti sedia kala,” kata Wisnu.

Sampel Pohon

Dewan Komisi Pengarah Medan Merdeka melakukan pengambilan sampel atau sampling terhadap pohon-pohon di area revitalisasi Monas, Rabu. Ketua Tim Asistensi Komisi Pengarah Medan Merdeka dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Profesor Bambang Hero, menyebut sampling itu dilakukannya untuk memastikan efek revitalisasi Monas terhadap pohon-pohon yang masih bertahan.

"Itu memastikan apakah dari penebangan telah terjadi perusakan atau sebagainya. Nah, itu kita ambil sampel. Makanya saya bawa ahli perusakan," kata Bambang saat melakukan sampling di area revitalisasi Monas sisi selatan, Rabu.

Ada tujuh orang peneliti yang termasuk dalam tim KLHK yang ditugaskan untuk mengecek dan mengambil contoh pohon dan kondisi tanah di area revitalisasi. Pengecekan awal dilakukan dengan mengukur diameter masing-masing pohon yang menjadi bahan sampling.

Selanjutnya, pihak KLHK mengambil tanah yang dekat dengan pohon yang dijadikan sampel. Tanah itu dimasukkan ke dalam kantung plastik dan wadah plastik, pengambilan sampel juga dilakukan di lokasi berbeda.

Saat ini, sudah beberapa jenis pohon yang dijadikan sampel, yaitu pohon mahoni, trembesi, dan palem, sengon, beringin, dan gemelina arborea. Ada juga pengambilan sampel batang kayu dari pohon-pohon yang sudah ditebang untuk jenis mahoni.

Selain melakukan pengambilan sampel tanah di tempat revitalisasi Monas, tim juga turut mengambil sampel aspal yang masih tersisa di kawasan Monas. Dalam pengambilan sampel, ditemukan masih banyak aspal yang tersisa di sela-sela batu cobble stone yang ada di kawasan uji coba aspal.

"Kita bisa saksikan itu masih membekas aspalnya itu. Kalau kemaren disampaikan semua mulus segala macam, ternyata tidak. Ini tidak semulus seperti yang dinyatakan, dan ini masih membekas," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement