Rabu 26 Feb 2020 23:52 WIB

KSAD Siapkan Rumah Sakit TNI AD untuk Hadapi Corona

KSAD mengatakan pihaknya telah siapkan rumah sakit untuk hadapi wabah virus corona.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa
Foto: Kodam Siliwangi
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (AD), Jenderal Andika Perkasa, mengatakan telah menyiapkan rumah sakit milik TNI AD untuk pengantisipasian kasus corona. Selain Rumah Sakit Pusat AD (RSPAD) Gatot Soebroto, rumah sakit milik TNI AD di daerah-daerah juga disiapkan.

"Jadi dalam hal corona, kapasitas kami sebagai pemilik RSPAD itu kita sudah berusaha. Memang ada rumah sakit pusat itu RSPAD yang sudah mampulah (untuk mengisolasi pasien corona)," jelas Andika di Markas Besar TNI AD, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).

Baca Juga

Ia mengaku telah menginstruksikan melalui Kepala RSPAD untuk menyiapkan hal tersebut. Menurut Andika, tidak boleh kita begitu percaya diri dengan tidak adanya masalah corona di Indonesia. Sehingga langkah-langkah antisipasi diperlukan.

"RSPAD sebagai rumah sakit pusat sudah kami siapkan. Begitu juga rumah sakit di tingkat yang lebih bawah, di kota-kota besar sudah kita siapkan. Tapi, semampunya rumah sakit itu," kata dia.

TNI memberangkatkan personel Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) untuk melakukan observasi warga negara Indonesia (WNI) yang ada di kapal World Dream. Mereka akan melakukan observasi terhadap 188 WNI di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Harapannya kita, hari Jumat mereka (188 WNI) sudah datang di Sebaru kurang lebih jam 16.00 WIB. Nanti akan kita transfer ke darat. Kita laksanakan tindakan observasi," ujar Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, Laksdya Yudo Margono, di Dermaga Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (26/2).

Yudo menjelaskan, tugas Kogasgabpad kali ini sama dengan Kogasgabpad yang dibentuk untuk mengobservasi WNI dari Wuhan di Natuna, Kepulauan Riau. Kali ini, mereka akan bertugas di Pulau Sebaru. Karena di pulau, TNI melibatkan kapal-kapal milik Angkatan Laut (AL).

Rencananya, 188 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) World Dream akan dipindahkan ke Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso siang ini. Di kapal tersebut pemeriksaan awal akan dilakukan kepada mereka. Barulah sekitar pukul 14.00 WIB KRI dr Soeharso akan bertolak menuju ke Pulau Sebaru.

"Kita laksanakan observasi 14 hari. Sehingga nanti tim yang kita bawa ini dari kementerian/lembaga maupun TNI-Polri," tutur Yudo.

Kogasgabpad sendiri terdiri dari satgas pendamping, satgas pengamanan, dan satgas pendukung. Semua akan bertolak dari Jakarta menuju Pulau Sebaru dengan menggunakan KRI Banda Aceh. Kapal tersebut akan digunakan sebagai markas Kogasgabpad dalam menggelar kegiatan di Pulau Sebaru.

Semua perlengkapan yang diperlukan untuk proses observasi, termasuk alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dibutuhkan untuk mobilisasi, diangkut di KRI Banda Aceh. TNI menyiagakan tiga helikopter jika sewaktu-waktu terdapat hal darurat yang perlu diantisipasi.

Di samping itu, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Budi Sylvana, menyatakan, jika nantinya terdapat pasien terduga corona di antara 188 WNI itu, maka akan dilakukan pengisolasian terhadap terduga tersebut. Terdapat tiga rumah sakit yang akan menjadi rujukan utama pengisolasian tersebut, salah satunya RSPAD Gatot Soebroto.

"Ada tiga rumah sakit rujukan utama, Rumah Sakit Sulianti Saroso, Rumah Sakit Persahabatan, dan RSPAD Gatot Soebroto," terangnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement