REPUBLIKA.CO.ID,MELBOURNE--Selain membawa misi perekonomian, perdagangan dengan membuka peluang investasi di Jabar bernilai 600 triliun rupiah, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga membawa Diplomasi Dakwah ke Australia. Selain menemui Gubernur Victoria Linda Dessau, Premiere Australia Daniel Andrews serta Walikota Melbourne Sally Capp, Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga menemui Presiden Islamic Council of Victoria (ICV), Mohamed Firdausy Mohideen.
Gubernur Jawa Barat menyerahkan Peci pada Presiden ICV Mohammed Firdausy Mohideen
Seperti dilaporkan Wartawan Republika Rachmat Santosa Basarah dari Melbourne, (Rabu 26/2), Dalam pertemuan dengan Firdausy, Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, menyampaikan program-program terkait dakwah atau syiar yang telah dilakukan di Jawa Barat. Antara lain Kredit Mesra, di mana pemberian kredit bekerjasama dengan Bank BJB tanpa bunga melalui masjid-masjid di Jawa Barat.
''Jadi Kredit Mesra ini, memberikan pinjaman tanpa bunga kepada masyarakat yang membutuhkan melalui masjid-masjid. Syaratnya adalah hafalan Alquran. Misalnya untuk satu Juz, diberikan pinjaman satu juta rupiah. Lima Juz, diberikan pinjaman lima juta rupiah dan seterusnya,'' tandas Gubernur Jabar di depan Presiden ICV dan pimpinan pengurus ICV lainnya.
Berfoto bersama usai pertemuan kedua delegasi
Selain itu Kang Emil juga menyampaikan program English for Ulama, yaitu program Diplomasi Dakwah Jabar ke dunia internasional. Program ini melatih ulama-ulama di Jawa Barat untuk berbahasa Inggris untuk kemudian mengirimkan ulama-ulama tersebut ke luar negeri untuk menyampaikan bagaimana sebenarnya kehidupan beragama di Indonesia, khususnya di Jawa Barat adalah kehidupan beragama yang sangat toleran. Gubernur Jabar menyampaikan bahwa ulama-ulama ini juga menjadi pembawa pesan perdamaian dan aktif memberikan inspirasi mengenai beragam isu global dari sudut pandang Islam.
Sementara Presiden ICV Mohamed Firdausy Mohideen mengungkapkan bahwa setidaknya ada 600 ribu Muslim yang tinggal di Australia. Sekitar 50 perseenya berusa sekitar 35 tahun. ''Muslim di Australia sudah ada sejak lebih dari 400 tahun yang lalu,'' tandas Firdausy. Sebagai umat minoritas di Australia, dialog-dialog antar umat beragama menjadi hal yang penting. ''Ini untuk menghancurkan tembok penghalang serta mengubah dan menghapuskan pemahaman negatif mereka terhadap Muslim,'' ungkap Firdausy.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Presiden ICV Mohammed Firdausy Mohideen
Di sela-sela kunjungan ke Australia, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menegaskan akan segera merealisir Program Englih for Ulama ini ke Australia. Akan membawa Diplomasi Dakwah ke Australia ''Selain kemarin Inggris dan Amerika Serikat, Australia juga berminat dan berharap program English for Ulama ini juga dikirimkan ke sini,'' tandas Kang Emil.
Dikatakannya, di tahun-tahun berikutnya, program English for Ulama ini akan dimaksimalkan hingga akhirnya menjadi program yang mendunia. ''Sehingga kita mendominasi bahwa keislaman masa depan itu adanya di Indonesia,'' ujarnya. Kang Emil juga menyebut usaha yang dilakukan Pemerintah Jawa Barat bersama British Council dan British Embassy bisa menjadi salah satu langkah menciptakan diplomasi. Jika selama ini ada diplomasi ekonomi, pendidikan, dan dagang, maka kini dibuat diplomasi dakwah. Program English for Ulama bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ulama-ulama di Jawa Barat. Ulama-ulama ini bisa menjadi agen perubahan serta mendukung misi serta visi Provinsi Jawa Barat yakni “Jawa Barat Juara Lahir Batin”.
Pada pertemuan di ICV tersebut, Gubern ur Jabar didampingi antara lain Wakil Ketua DPRD Jabar Achmad Ru'yat, Dirut BJB Yuddy Renaldi serta Bupati Subang Ruhimat