Kamis 27 Feb 2020 12:18 WIB

Jepang Pertimbangkan Rampingkan Kirab Obor Olimpiade

Panitia Olimpiade Tokyo 2020 pertimbangkan pengurangan berbagai hal akibat Corona

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Warga mengunjungi Japan Olympic Museum. Panitia Olimpiade Tokyo 2020 pertimbangkan pengurangan berbagai hal akibat Corona. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Warga mengunjungi Japan Olympic Museum. Panitia Olimpiade Tokyo 2020 pertimbangkan pengurangan berbagai hal akibat Corona. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Panitia Olimpiade Tokyo 2020 sedang mempertimbangkan untuk mengurangi berbagai hal pada acara kirab Obor Olimpide tahun ini. Pertimbangan ini karena kekhawatiran atas wabah virus Corona.

Ketua eksekutif Tokyo 2020 Toshiro Muto mengatakan kirab obor, yang dianggap sebagai peristiwa penting dalam menjelang Olimpiade, dapat dikurangi porsinya. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus.

Baca Juga

"Perampingan adalah salah satu pendekatan yang bisa kita pertimbangkan." katanya kepada wartawan pada Rabu seperti dikutip kantor berita Kyodo.

Muto menegaskan bahwa kirab obor yang rencananya akan dimulai 29 Maret di daerah yang pernah dilanda bencana di Fukushima tidak akan dibatalkan. Menurunkan jumlah peserta upacara keberangkatan dan kedatangan kirab obor bisa menjadi salah satu langkah yang ditetapkan oleh Tokyo 2020 di tengah kekhawatiran akan virus tersebut.

Sejauh ini virus Corona telah menewaskan 2.770 orang dan menginfeksi lebih dari 81 ribu orang di seluruh dunia. "Menyatukan penonton dalam jumlah besar bisa meningkatkan risiko infeksi," kata Muto.

Virus Corona telah berdampak signifikan pada sejumlah turnamen kualifikasi Olimpiade. Kondisi ini memunculkan saran kemungkinan Olimpiade ditunda atau dibatalkan, klaim yang secara konsisten dikecilkan oleh penyelenggara dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Anggota senior IOC Richard Pound sebelumnya mengatakan bahwa keputusan belum akan diambil sampai akhir Mei. Pound mengatakan Olimpiade bisa dibatalkan jika virus, yang diberi nama resmi COVID-19 oleh Organisasi Kesehatan Dunia, tidak terkendali saat itu.

Menanggapi komentar Pound, Menteri Olimpiade Jepang Seiko Hashimoto menepis kekhawatiran. Dia menegaskan Olimpiade yang dijadwalkan akan dimulai pada 24 Juli akan berjalan sesuai rencana.

"Yang akan kami lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade tanpa rasa cemas dan memuaskan IOC," tambah Hashimoto.

Wabah tersebut telah memaksa pembatalan, penundaan, atau relokasi puluhan acara, termasuk Kejuaraan Dunia dan kualifikasi Olimpiade. Liga sepak bola J-League di negara itu pekan ini mengumumkan bahwa mereka telah menunda semua pertandingan resmi di tiga divisi hingga 15 Maret.

Tokyo 2020 juga telah menunda pelatihan relawan Olimpiade dan Paralimpiade karena wabah tersebut. Ada 172 kasus infeksi virus Corona di Jepang yang sejauh ini melaporkan dua kematian.

Empat lainnya meninggal di kapal pesiar yang telah dikarantina di Yokohama sejak 3 Februari, meskipun Jepang tidak menghitung kematian ini dalam penghitungan keseluruhannya. Pemerintah Jepang telah dikritik dalam beberapa pekan terakhir karena dugaan kegagalan untuk merespons krisis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement