REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Raja Malaysia memanggil Mahathir Mohamad pada Kamis (27/2). Mahathir dipanggil terkait dengan kekacauan politik yang disebabkan oleh pengunduran dirinya sebagai perdana menteri di tengah perebutan kekuasaan.
Mahathir (94 tahun) dan Anwar Ibrahim (72 tahun) keduanya mengincar posisi perdana menteri. Raja harus memutuskan siapa yang memerintah negara berikutnya atau apakah pemilihan baru harus diadakan.
Mahathir setuju untuk bertindak sebagai perdana menteri sementara setelah mengundurkan diri awal pekan ini di tengah manuver politik antara koalisinya dan oposisi. Pada Rabu (26/2) dia mengusulkan pemerintahan terpadu tanpa kesetiaan partai politik.
Juru bicara kantor Mahathir mengatakan bahwa Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah telah memanggilnya untuk pertemuan pada pukul 11.00 waktu Kuala Lumpur. Juru bicara tidak tahu apa detail yang akan mereka bicarakan.
Raja telah bertemu dengan 222 anggota parlemen terpilih selama dua hari dalam upaya untuk mengakhiri krisis, yang terjadi ketika Malaysia menghadapi ekonomi yang lesu dan dampak dari virus corona baru.
Pengunduran diri Mahathir memecah belah koalisi dengan Anwar yang telah mencetak kemenangan mengejutkan dalam pemilihan pada 2018. Ini juga bukan bagian dari janji pra-pemilihan bahwa Mahathir pada akhirnya akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
Anwar mengatakan pada Rabu bahwa ia menentang pembentukan 'pemerintah pintu belakang' (backdoor government). Menurut Anwar tiga partai dari mantan koalisi Pakatan Harapan telah mengusulkan namanya kepada raja sebagai calon perdana menteri. "Kami menunggu keputusan raja," katanya dalam konferensi pers.