Kamis 27 Feb 2020 18:40 WIB

Menpora Belum Dengar KOI Minta Rp 200 M

Kemenpora meminta KOI membuat surat tertulis resmi untuk pembangunan Rumah Indonesia.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gita Amanda
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainuddin Amali menyatakan, belum mendengar anggaran Rp 200 miliar yang diajukan oleh National Olympic Comitee (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait dana pembangunan Rumah Indonesia.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainuddin Amali menyatakan, belum mendengar anggaran Rp 200 miliar yang diajukan oleh National Olympic Comitee (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait dana pembangunan Rumah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Zainuddin Amali menyatakan, belum mendengar anggaran Rp 200 miliar yang diajukan oleh National Olympic Comitee (NOC) atau Komite Olimpiade Indonesia (KOI) terkait dana pembangunan Indonesian Village atau 'Rumah Indonesia' di Tokyo selama gelaran Olimpiade 2020, Juli mendatang.

Ia meminta KOI untuk membuat surat tertulis resmi agar bisa disikapi oleh pemerintah. Terlebih lagi, jumlah dana yang diminta jauh lebih tinggi dari anggaran kontingen Indonesia yang sebesar Rp 40 miliar.

Baca Juga

"Angka (200 miliar) itu belum saya dengar kok. Gini, saya mau komentar kalau secara tertulis NOC menyampaikan itu kepada kami, kalau belum saya anggap itu nggak ada," kata Menpora, Kamis (27/2).

Ia menegaskan, belum dapat mengambil sikap mendukung atau tidaknya sebelum ada komunikasi secara resmi dari KOI. "Kalau ada suratnya baru kami sikapi. Kalau belum ada ngapain berandai-andai," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari mengatakan pihaknya membutuhkan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk mewujudkan Rumah Indonesia di Tokyo sebagai upaya menggalang dukungan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.

“Kisaran Rp200 miliar. Kan untuk bangun infrastruktur,” kata pria yang akrab disapa Okto itu di Jakarta, Selasa (26/2).

Ia menyampaikan, angka itu belum pasti karena KOI masih harus menunggu hasil rapat bersama para pemangku kebijakan. Kendati demikian, timnya sudah merampungkan rancangan pembangunan Rumah Indonesia di ibukota Jepang.

“Lokasi yang kami incar itu di sebelah ada Nike dan strategis. Luas tanah kosong itu sekitar 1.500 meter tapi pembangunannya menunggu duit pemerintah," ujar dia.

“Kami sudah ajukan surat. Mudah-mudahan pekan depan sudah bisa rapat dan dipimpin langsung Presiden Joko Widodo," ucapnya.

Meski perhelatan Olimpiade 2020 tersisa lima bulan lagi, Okto menegaskan dirinya tidak was-was pembangunan Rumah Indonesia di Tokyo tak akan memakan waktu lama. Ia memperkirakan, hal itu bisa terealisasi pada Mei mendatang.

“Membangun rumah Indonesia cepat kok bisa dua bulan. Di sana itu membangun mudah, yang sulit adalah izinnya. Maka, Mei harus sudah selesai. Nanti kami buat seringkas dan seefektif mungkin," ucap dia.

Indonesia sedang berupaya meraup bantuan agar bisa jadi tuan rumah Olimpiade 2032. Salah satu usaha yang dilakukan adalah membangun Rumah Indonesia di Tokyo yang diberi nama Indonesian Village.

Indonesian Village akan dibangun di atas tanah seluas 1.500 meter persegi. Lokasinya berdekatan dengan Wisma Atlet Olimpiade yang berada di kawasan Harumi, Chou-ku, Tokyo.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement