REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel memahami pemerintah mendahulukan prinsip kehati-hatian dalam menangani virus COVID-19. Namun, ia tetap meminta pemerintah untuk segera mengevakuasi 78 warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess.
"Saya mendukung prinsip kehati-hatian yang dilakukan pemerintah. Namun, keselamatan para awak untuk segera dievakuasi dalam kondisi sehat juga harus menjadi prioritas utama, kata Rachmat melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (27/2).
Politikus Partai NasDem itu menambahkan bila evakuasi tidak segera dilakukan dan tidak ada kepastian, bisa jadi mereka justru akan terpapar COVID-19. Bila para warga negara Indonesia itu terpapar COVID-19, biaya yang timbul justru akan jauh lebih besar karena kerugiannya bukan hanya masalah ekonomi saja, tetapi juga beban psikologis yang jauh lebih besar.
Rachmat meminta pemerintah bertindak cepat agar tidak dinilai kurang sigap dan tidak memiliki rencana yang jelas untuk memulangkan warga negara Indonesia itu ke Tanah Air. "Negara lain seperti Filipina dan India telah mengevakuasi seluruh warga negaranya hari ini, masing-masing 477 orang dan 132 orang. Sementara Indonesia sebagai negara asal awak terbesar ketiga belum menyampaikan jadwal evakuasi," terangnya.
Rachmat khawatir ketidaktegasan pemerintah tersebut akan menimbulkan rasa was-was bagi para awak kapal terkait dengan kesehatan dan keselamatan mereka. Karena itu, pemerintah harus segera memberikan penegasan terkait evakuasi dengan standar operasi yang jelas, aman, dan selamat.
"Keputusan pemerintah yang terus berubah akan membuat masyarakat, terutama keluarga para awak kapal menjadi resah dan bimbang. Apa pun kondisinya, 78 orang itu adalah warga negara yang harus diselamatkan," kata dia.