Jumat 28 Feb 2020 06:27 WIB

Pemerintah Disarankan untuk Terus Lobi Saudi

Ace berharap negara-negara yang tak terpapar Corona dapat beribadah di Tanah Suci.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua DPP Parta Golkar Ace Hasan Syadzily.
Foto: Republika/Mimi Kartika
Ketua DPP Parta Golkar Ace Hasan Syadzily.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar, Ace Hasan Syadzilly meminta agar pemerintah melakukan pendekatan kepada otoritas Kerajaan Arab Saudi. Hal itu terkait dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara ibadah umroh.

"Setidaknya dilakukan dengan dua hal. Pertama, saya sebetulnya menginginkan agar khusus negara-gegara yang tidak terpapar positif virus Corona diberikan kesempatan untuk dapat tetap masuk ke Arab Saudi,"ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (27/2).

Baca Juga

Kedua, lanjut Ace, kerajaan Arab Saudi meminta kepada masing-masing negara untuk melakukan screening kesehatan di negaranya masing-masing. Hal itu diperlukan untuk mengidentifikasi apakah terinfeksi atau tidak dan jika terinfeksi jangan diberangkatkan.

Kerajaan Arab Saudi juga harus melakukan pemeriksaan kesehatan di bandara udaranya. Jika ada suspect tentu tak boleh masuk.

"Ini mungkin tawaran yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia kepada otoritas Kerajaan Arab Saudi. Dengan demikian jamaah umroh Indonesia masih dapat menjalankan Ibadah umroh," terangnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi telah mengeluarkan pernyataan penghentian umroh mulai hari ini, Kamis (27/2). Ini dilakukan otoritas Saudi untuk melindungi negaranya dari penyebaran virus corona.

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel membenarkan informasi penghentian sementara umroh tersebut.

"Benar, Info dari Kemenlu KSA (Arab Saudi)," ujar Maftuh seperti diberitakan Republika.co.id. (Ali Mansur)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement