REPUBLIKA.CO.ID, JAKART -- Pulau Sebaru kini disulap menjadi rumah yang laik huni. Bila sebelumnya Pulau Sebaru diperuntukkan bagi rehabilitasi narkoba, hari ini pulau sebaru kecil dihidupkan kembali untuk isolasi warga negara Indonesia dari kapal Pesiar World Dream.
Pulau Sebaru Kecil merupakan salah satu pulau di Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Sebanyak 188 WNI akan menempati pulau tersebut selama 14 hari sebagaimana ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rustian, pulau tersebut sudah lama tidak digunakan sejak terakhir kali merehabilitasi para pecandu narkoba pada 2003-2007 dan terakhir 2012 lalu.
Pertimbangan memilih pulau tersebut sebagai tempat observasi WNI dari virus Corona karena dianggap lokasi dan fasilitas yang mendukung. “Pulau di gugusan Kepulauan Seribu itu pernah dipakai sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba sehingga sudah ada infrastruktur pendukung,” kata Rustian.
Di pulau tersebut ungkapnya, terdapat delapan bangunan yang akan digunakan. Satu bangunan akan digunakan untuk WNI laki-laki, satu bangunan untuk WNI perempuan, dan satu bangunan lagi digunakan untuk ruang isolasi.
Selain itu ada juga bangunan yang akan disiagakan untuk posko kesehatan. Kemudian untuk ruang karantina dan satu bangunan lagi untuk ruangan ring satu.
Ruangan yang akan digunakan sebagai tempat tinggal sementara itu juga telah dilengkapi dengan kamar-kamar yang bagus dan nyaman untuk 200 orang serta juga memiliki pendingin ruangan.
Bahkan fasilitas pendukungnya dianggap jauh lebih lengkap dibandingkan saat observasi WNI dari Wuhan. “Pulau Sebaru ini adalah rumah,” tegas Rustian.
Anggota TNI membawa perlengkapan dan logistik di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Untuk kelancaran proses observasi lanjut Rustian, selain 188 WNI yang diobservasi juga ada 760 aparat gabungan yang siap siaga selama proses observasi. Mereka akan berada di bangunan yang terpisah. Selain itu, ada juga bangunan khusus untuk posko kesehatan.
Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo, semua logistik tambahan berupa makanan pokok dan perlengkapan lainnya telah didatangkan sejak Rabu (26/2) sore dengan KRI Banda Aceh.
Sehingga pada Kamis (27/2) kemarin, dibantu oleh tim yang disiagakan semua persiapan kelengkapan fasilitasi telah rampung dilakukan.
“Ada 760 lebih sumber daya manusia dari TNI, BNPB, dan tim tenaga kesehatan disiagakan d pulau sebaru, bahkan TNI juga membuat helipad khusus untuk menyiagakan helikopter sebagai salah satu penunjang kebutuhan selama masa observasi,” terangnya.