REPUBLIKA.CO.ID, WAKATOBI -- Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara mencatat sekitar 28 ribu kunjungan wisatawan selama Januari dan Februari 2020. Angka ini tercatat dari kunjungan wisatawan lokal, nasional hingga mancanegara.
"Khusus untuk sektor pariwisata awal tahun ini mencapai 28 ribu kunjungan dengan sekitar enam ribu di antaranya merupakan wisatawan mancanegara," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Kabupaten Wakatobi Nadar, Jumat (28/2).
Ia mengatakan tingginya angka kunjungan ke Wakatobi memang tidak mengherankan sebab pariwisata memang merupakan sektor utama di daerah itu. Di samping sebagai daerah otonom, Kabupaten Wakatobi juga sekaligus sebagai kawasan konservasi. Hal itu dinilai mendukung dan ideal untuk kepentingan pariwisata daerah.
"Ini sebenarnya adalah satu anugerah juga bagi Wakatobi karena memang tidak ada yang seunik Wakatobi ini, yakni dengan sebagai daerah otonom, taman nasional, lalu kawasan konservasi juga," kata dia.
Pariwisata yang dikembangkan tersebut tentunya tersebar di sejumlah pulau yang berada di kabupaten tersebut termasuk empat pulau besar yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.
Menurut dia, kondisi tersebut penting sebab keberlanjutan pariwisata pada hakikatnya memang tergantung dari bagaimana "sustainability" atau ketahanan faktor-faktor tersebut terjadi.
Ia mengatakan sektor pariwisata di Kabupaten Wakatobi berkontribusi hingga 40 persen dari total Pendapatan Asli Daerah (PAD) per tahunnya. "Jadi kita berkontribusi sekitar Rp3 miliar setiap tahun," ujar dia.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Wakatobi Arhawi mengatakan masyarakat dan semua elemen di daerah itu terus berupaya menjaga kelangsungan pariwisata salah satunya dengan merawat lingkungan.
"Pemerintah dan masyarakat terus semakin sadar pentingnya menjaga lingkungan. Apalagi sampah plastik musuh bersama," kata dia.